Berita

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri/Net

Publika

Bu Mega Tak Perlu Gelisah

SENIN, 02 NOVEMBER 2020 | 09:16 WIB

MEMBELA diri dengan membantah dirinya PKI kemudian melabrak milenial yang berdemo serta menuduh pendemo sebagai pembakar halte adalah berlebihan.

Kasihan juga Mbak  Mega selalu sewot dan marah-marah. PDIP adalah partai penguasa tetapi seperti oposisi sikap politiknya. Lalu ada masalah serius apa?

Empat alasan mengapa Megawati dan PDIP disorot:


Pertama, tuduhan PKI dan bantahan muncul saat Menlu AS datang dan mengingatkan peran PKC di Indonesia serta bahayanya. Mega bersinggunggan dengan tuduhan PKI wajar karena PDIP memiliki kader elemen kiri sebagaimana terindikasi dan pengakuan kader PDIP Arteria Dahlan.

Kedua, nuansa Orde Lama dalam RUU HIP. Wajar pula karena RUU HIP diinisiasi oleh kader PDIP dan sebagaimana publik berargumen dalam berbagai aksinya telah mengaitkan isi RUU dengan faham komunisme. Meskipun telah berganti menjadi RUU BPIP namun posisi RUU HIP kini tetap mengambang. Memperpanjang tuduhan.

Ketiga, mempertanyakan prestasi milenial. Dengan menuduh milenial sama saja dengan menohok siswa atau mahasiswa yang berunjuk rasa. Pasti ada serangan balik dengan mempertanyakan adakah prestasi Megawati selama jadi Presiden maupun Ketum partai "wong cilik"? Nyatanya miskin prestasi, jika tidak ingin disebut dengan wanprestasi.

Keempat, bakar-bakar halte. Sudah viral yang membakar itu bukan pengunjuk rasa baik buruh ataupun mahasiswa, tetapi gerombolan peliharaan.

Nah peliharaan siapa? Itu masalahnya. PDIP harus teriak agar diusut tuntas siapa di balik gerombolan para pemfitnah jahat tersebut. Aksi penyelundupan aksi harus dihentikan oleh seruan Megawati sebagai tokoh yang berpengaruh.

Kini Megawati gelisah, apakah karena Jokowi sudah tak bisa menjadi petugas partai lagi ataukah PDIP yang diserang atau dibully sementara Jokowi diam saja? Nampaknya tidak ada pembelaan sama sekali.

Ada tendensi munculnya partai atau kekuatan lain yang lebih mampu mengendalikan Jokowi ketimbang Megawati sebagai komandan dari "the ruling party".

Ujungnya memang persoalan Pilpres 2024 yang menggelisahkan. Di samping popularitas Anies dan Gatot meningkat, juga di internal PDIP, Puan Maharani atau Budi Gunawan yang digadang-gadang, ternyata sulit merangkak naik. Kejutan justru nama Ganjar Pranowo yang lebih berkibar.

Mega memang sedang dirundung malang. Tiga hal yang dapat dilakukan untuk memulihkan dan merekonstruksi:

Pertama, bersihkan PDIP dari kader atau anasir kiri yang sudah terbaca publik. Kedua, revisi platform kekiri-kirian dari perjuangan partai yang tertuang dalam AD/ART dan prinsip perjuangan lainnya. Ketiga, jangan tempatkan kelompok agama sebagai musuh. Di samping kontra-produktif, juga patut disadari bahwa  bangsa Indonesia adalah masyarakat yang relijius dan anti sekularisme.

Selamat merenung, tak perlu tergantung pada daya dukung otoritas Presiden yang fakta politiknya kini berada dalam keadaan yang tidak terlalu ajeg. Tingkat kepercayaan yang semakin merosot.

M. Rizal Fadillah
Pemerhati politik dan kebangsaan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya