Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Satu Tahun Jokowi, Survei IPO: Publik Tidak Puas Dengan Penegakkan Hukum Di Indonesia

RABU, 28 OKTOBER 2020 | 16:50 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Masyarakat tidak puas dengan penegakan hukum pada satu tahun pertama untuk periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Dalam survei yang dirilis Indonesia Political Opinion (IPO), ketidakpuasan publik pada penegakan hukum mencapai angka 64 persen.

"Dalam persepsi penegakan hukum, ketidakpuasan publik mencapai 64 persen, angka ini menjadi yang tertinggi dari bidang lain," ujar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah, dalam pemaparan hasil survei Kinerja Kementerian/Lembaga, Peluang Reshuffle Kabinet dan Potensi Capres 2024, secara virtual, Rabu (28/10).


Kata Dedi, adapun beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian publik antara lain buruknya pemberantasan korupsi sebanyak 62 persen, lemahnya independensi penegak hukum sebanyak 56 persen, ancaman kebebasan berpendapat 52 persen, kualitas kebijakan 48 pereen, dan faktor lain 36 persen.

“Performa pemberantasan korupsi menjadi pemantik terbesar buruknya bidang penegakan hukum, terlebih kurun periode survei berbagai persoalan korupsi semakin menguat," jelasnya.

Sambungnya, rendahnya kepuasan terhadap penegakan hukum membuat angka kepuasan pada kinerja Menko Polhukam Mahfud MD hanya berada di urutan ke 7 dengan persentase 34 persen.

Mahfuf tertinggal jauh dari anggota Kemenko Polhukam Tito Karnavian 49 persen, Prabowo Subianto 57 persen.

Masih dalam kluster Menko Polhukam, lanjut Dedi, bidang politik dan keamanan hanya catatkan 49 persen responden menyatakan puas.

Faktor yang mempengaruhi persepsi publik terkait kondisi politik dan keamanan didasari oleh kebebasan berbeda pendapat 49 persen, kriminalitas 45 persen, perasaan aman 41 persen, ketertiban umum 36 persen, dan pengaruh lainnya 31 persen.

Survei yang dilakukan IPO menggunakan metode purposive sampling dilakukan terhadap 170 orang pemuka pendapat yang berasal dari peneliti universitas, lembaga penelitian mandiri, dan asosiasi ilmuwan sosial/perguruan tinggi.

Sementara survei terhadap massa pemilih nasional dilakukan dengan metode multistage random sampling terhadap 1.200 responden di seluruh wilayah proporsional Indonesia dengan margin of error dalam rentang 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Periode survei 12-23 Oktober 2020.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya