Berita

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah/RMOL

Politik

Survei IPO: Kekecewaan Publik Terhadap Kinerja Jokowi-Maruf Meningkat

RABU, 28 OKTOBER 2020 | 15:50 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Kekecewaan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin meningkat.

Berdasarkan survei Indonesia Political Opinion (IPO), kekecewaan publik bahkan lebih tinggi dibanding hasil survei sebelumnya, yang mana meningkat hingga 67 persen.

“Jika dibandingkan pada survei periode Juli 2020, kekecewaan pada Presiden meningkat dari 33,5 persen menjadi 51 persen. Begitu halnya dengan Wapres, dari 42,5 persen responden menyatakan tidak puas, meningkat menjadi 67 persen,” ucap Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah dalam pemaparan hasil survei Kinerja Kementerian/Lembaga, Peluang Reshuffle Kabinet dan Potensi Capres 2024, Rabu (28/10).


Ada beberapa faktor yang memengarugi kekecewaan publik kepada pemerintahan Jokowi-Maruf. Pertama, faktor kepemimpinan sebanyak 75 persen, keberpihakan pada rakyat 71 persen, integritas atau ketepatan janji 66 persen, koordinasi antar lembaga 69 persen, dan empati atau aspiratif 53 persen.

Dalam bidang ekonomi, penilaian publik atas kinerja pemerintah jugak menunjukkan ketidakpuasan. Hal ini terlihat dari akumulasi respon buruk sebanyak 51 persen. Sementara respon positif hanya mampu menyerap 43 persen.

Adapun dalam faktor kekecewaan publik atas kondisi ekonomi dipengaruhi beberapa hal, di antaranya persepsi mahalnya harga bahan pokok sebanyak 58 persen, sulitnya mencari pekerjaan sebanyak 44 persen, sulitnya melakukan transaksi perdagangan/jual beli 38 persen dan pengaruh lain 34 persen.

Survei yang dilakukan IPO menggunakan metode purposive sampling terhadap 170 orang pemuka pendapat yang berasal dari peneliti universitas, lembaga penelitian mandiri, dan asosiasi ilmuwan sosial/perguruan tinggi.

Sementara survei terhadap massa pemilih nasional dilakukan dengan metode multistage random sampling terhadap 1.200 responden di seluruh wilayah proporsional Indonesia dengan margin of error dalam rentang 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%. Periode survei 12-23 Oktober 2020.

Populer

Gufroni Jadikan Muhammadiyah Sarang Mafia Berideologi Ekstrem

Senin, 12 Mei 2025 | 16:27

Jokowi Jadi Ketum PSI, Pertama Dalam Sejarah Bapak Gantikan Anak

Rabu, 14 Mei 2025 | 18:31

Negara Harus Tunjukkan Taring Amankan Jaksa Lewat TNI

Senin, 12 Mei 2025 | 17:42

Kejagung dan KPK Didesak Usut Dugaan Pemerasan Kajari Tolitoli

Rabu, 07 Mei 2025 | 12:30

IDI Minta Menkes Dicopot Gegara Bikin Kolegium Tandingan

Selasa, 13 Mei 2025 | 19:59

Kejagung Tegaskan Pengamanan dari TNI Tidak Terkait Kasus Satelit Kemhan

Senin, 12 Mei 2025 | 22:18

Arsjad Rasjid Cs Kalah di MA, Pemegang Saham PT Krama Yudha Bebas dari Tuduhan

Minggu, 11 Mei 2025 | 12:26

UPDATE

Reformasi Tak Boleh Direduksi Jadi Seremoni Tahunan

Sabtu, 17 Mei 2025 | 14:04

Fokus Kerja Intelijen Berpotensi Buyar jika BAIS dan BIN Digabung

Sabtu, 17 Mei 2025 | 13:47

Teror Kejahatan Bikin Pengusaha Kripto di Prancis Paranoid

Sabtu, 17 Mei 2025 | 13:37

Komisi I DPR: Penempatan TNI di Kejaksaan Harus Hati-hati

Sabtu, 17 Mei 2025 | 13:15

Putri Lalla Hasnaa Pimpin Rapat Perdana Yayasan Teater Kerajaan Rabat, Dihadiri Istri Macron

Sabtu, 17 Mei 2025 | 12:42

Bawaslu Minta Putusan MK Soal PHP Kada Wajib Dihormati

Sabtu, 17 Mei 2025 | 12:32

Luncurkan Operasi Gideon's Chariots, Israel Kembali Gempur Gaza

Sabtu, 17 Mei 2025 | 12:05

IFN Dialogues 2025 Siap Digelar, Bedah Masa Depan Keuangan Syariah Indonesia

Sabtu, 17 Mei 2025 | 11:52

Ada Dugaan Fenomena Mutasi sebagai Cara Kemenkes Bungkam Protes Alih Kekuasaan Kolegium

Sabtu, 17 Mei 2025 | 11:41

Hendry-Zulmansyah Islah, Kongres Persatuan PWI Bakal Segera Digelar

Sabtu, 17 Mei 2025 | 11:09

Selengkapnya