Berita

Pegiat media sosial, Denny Siregar/Net

Politik

Denny Siregar Sindir Kemkominfo: Mending Kalian Bikin Giveaway

RABU, 28 OKTOBER 2020 | 14:36 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pegiat media sosial, Denny Siregar menyindir kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).

Denny mengatakan, kalau Kemkominfo tidak bisa mengkomunikasikan program pemerintah, lebih baik buat acara giveaway.

"Halo @kemkominfo. Kalau kalian tidak bisa jadi tim komunikasi program Presiden @jokowi yang baik, mending kalian bikin giveaway saja deh," ucapnya, Rabu dinihari (28/10).


"Bekerjalah terus meski tak berguna," lanjut Denny masih dalam twit yang sama @Dennysiregar7.

Denny Siregar secara eksplisit tidak menyebut terkait apa sindirannnya itu ke Kemkominfo.

Tapi ada beberapa netizen yang mengaitkannya dengan Staf Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, Henry Subiakto.

Di acara ILC yang dipandu wartawan senior Karni Ilyas, Selasa tadi malam, politisi Gerindra Fadli Zon berdebat hangat dengan Henry Subiakto soal harga vaksin Covid-19 dan perihal hoax seputar vaksin.

Pernyataan yang disampaikan Henry Subiakto oleh Fadli Zon dinilai kurang logis. Dia pun menyuruh Henry Subiakto membaca dan riset kecil-kecilan.

Ini beberapa potongan debat depat Henry Subiakto dengan Fadli Zon:

"Pak tadi anda mengatakan 2 dolar tidak bisa untuk vaksin. Itu hoax bukan? Contoh nih ya, ini Menteri Kesehatan Polandia baru menghumumkan vaksin tersedia musim semi 2021, ya Maret atau April. Harganya sangat rendah, dua euro per kepala. Sekitar Rp 30.000 juga," kata Fadli Zon yang membaca referensi di HP-nya.

"Kalau memang 2 euro, mungkin Pak Fadli Zon bisa mencarikan buat Indonesia" ujar Henry Subiakto menimpali.

Mendengar itu, Fadli Zon dengan lantang meminta Henry Subiakto untuk lebih banyak membaca dan menyampaikan sesuai data, tidak sekadar berlogika.

"Loh bukan saya. Itu baca. Makanya baca dong. Sebagai Kominfo gimana," ucapnya.

Fadli Zon juga terlihat geram saat Henry Subiakto mengatakan, masuk akal apabila harga vaksin tiggi, sesuai dengan konsep supply and demand.

"Mau jadi teori ekonomi ini," potongnya.

"Saya kira bapak tidak pantas duduk di sini, apalagi mewakili instusi pemerintah bergensi seperti Kominfo. Bapak ini baca dulu yang benar, kalau Eropa baru diumumkan segitu, tadi ada gubernur. Itu riset dikit dulu, jangan berandai-andai. Ini data yang sampaikan, data bapak mana? Kalau cuma teori supply and demand, anak SMP juga tahu" sambung Fadli Zon.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya