Berita

Gde Siriana Yusuf/Net

Politik

Komite Politik KAMI: Bukan Kudeta Merangkak Jokowi, Tapi Rezim Melakukan Kudeta Terselubung Hak Konstitusi Rakyat

SELASA, 27 OKTOBER 2020 | 09:10 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Isu kudeta merangkak Presiden Joko Widodo yang disampaikan Politisi PDIP, Darmadi Durianto, ditanggapi Komite Politik dan Pemerintahan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gde Siriana Yusuf.

Gde Siriana menganggap, pernyataan Darmadi Durianto terkait kudeta merangkak hanya dijadikan alasan sejumlah pihak di lingkaran rezim yang belum mendapat jatah jabatan di pemerintahan.

"Itu sih mainan internal kekuasaan saja, minta cepat-cepat reshuffle. Karena periode Jokowi kan tinggal 4 tahun lagi kalau mulus jalannya. Masih banyak yang belum kebagian (jabatan) sejak periode pertama," ujar Gde Siriana saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (27/10).

Lebih dalam lagi, Direktur Indonesia Future Studies (INFUS) ini justru melihat hal sebaliknya dari dinamika politik yang terjadi sekarang ini. Di mana, kata-kata kudeta merangkak lebih tepat diarahkan kepada tindak tanduk rezim.

"Yang jelas-jelas kudeta merangkak atau terselubung yaitu rezim Jokowi yang telah melakukan 'kudeta terselubung' atas hak konstitusional rakyat untuk mengontrol pemerintah melalui hak budget DPR," ungkapnya.

Sebagai satu bukti dari kudeta terselubung hak konstitusional rakyat, disebutkan Gde Siriana, adalah diterbitkannya Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu) 1/2020 yang sudah disahkan menjadi UU 2/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Keuangan untuk Penanganan Covid-19.

"Blunder fatal pertama Jokowi adalah ketika membuat Perppu Covid-19 yang sudah disahkan menjadi UU. Dalam perppu ini, dalam waktu 3 tahun ke depan (2020-2022) eksekutif telah merampas hak budget rakyat yang diwakili DPR," tuturnya.

"Jadi dapat dikatakan rezim Jokowi telah melakukan kudeta terselubung," demikian Gde Siriana Yusuf.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya