Berita

Tanki-tanki yang berisi air limbah radioaktif di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, Jepang/Net

Dunia

Greenpeace Beri Peringatan Atas Rencana Jepang Buang Air Limbah Radioaktif Ke Laut, Dapat Merusak Genetik Manusia

MINGGU, 25 OKTOBER 2020 | 10:52 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Organisasi lingkungan non-pemerintah, Greenpeace, memberikan peringatan keras atas rencana pemerintah Jepang yang akan membuang air yang telah terkontaminasi radioaktif ke laut.

Dalam laporan yang ditulisnya, Greenpeace menyebut 1,23 juta metrik ton air limbah yang disimpan oleh perusahaan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi mengandung karbon radioaktif dan radionuklida berbahaya lainnya.

"Jika air ini mencapai Samudra Pasifik, akan ada konsekuensi jangka panjang serius bagi masyarakat dan lingkungan," kata Greenpeace seperti dikutip CNN pada Sabtu (24/10).

"Bersama dengan radionuklida lain di dalam, air ini akan tetap berbahaya selama ribuan tahun dengan potensi menyebabkan kerusakan genetik," lanjutnya.

"Itu satu lagi alasan mengapa rencana ini harus ditinggalkan," tegas organisasi itu.

Selama ini, air digunakan untuk menurunkan suhu tiga reaktor nuklir di Fukushima. Namun setelah gempa bumi dan tsunami, pembangkit listrik itu tidak digunakan dan air yang terkontaminasi disimpan dalam sejumlah tanki.

Persoalan muncul ketika tidak ada lagi tempat untuk menyimpan air tersebut.

Jurubicara Tokyo Electric Power Company (Tepco) yang merupakan pemilikn Fukushima Daiichi, Ryounosuke Takanori, mengklaim bahwa konsentrasi isotop karbon-14 radioaktif tidak cukup tinggi untuk menimbulkan kerusakan pada kesehatan manusia.

Tetapi seorang profesor radiokimia di Universitas Manchester, Francis Livens, tampaknya meragukan klaim tersebut.

"Setiap pelepasan radioaktif membawa beberapa risiko lingkungan dan kesehatan. Banyak sekali yang benar-benar bergantung pada seberapa banyak yang akan dibuang," ujarnya.

Livens mencatat, kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia dapat terjadi bergantung pada tingkat isotop tertentu di dalam air.

"Orang telah membuang karbon-14 ke laut selama bertahun-tahun. Semuanya tergantung pada berapa banyak yang ada, berapa banyak yang tersebar, apakah ia memasuki rantai makanan laut dan menemukan jalan kembali ke manusia?" terangnya.

Pakar nuklir dari Universitas Sheffield Inggris, Claire Corkhill mengklaim bahwa pemodelan ilmiah menunjukkan bahwa tingkat isotop di dalam air berada dalam batas yang aman, setidaknya sesuai peraturan pemerintah.

Bencana yang terjadi pembangkit listrik Fukushima sendiri telah berdampak buruk bagi kesehatan manusia.

Seperti yang dilaporkan The Inquisitr, kanker misterius telah muncul pada anak-anak bertahun-tahun setelah bencana. Khususnya, telah terjadi kejadian kanker tiroid yang sangat tinggi pada anak-anak dibandingkan dengan proyeksi untuk pasien kanker yang menggunakan data nasional.

Meskipun Kementerian Lingkungan Hidup mengklaim bahwa hubungan tersebut tidak selalu terkait dengan radiasi, beberapa ahli telah melakukan penelitian yang mengarah pada kesimpulan yang berlawanan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya