Berita

Kepala DP3AKB Jabar, Poppy Sophia Bakur (kanan)/RMOLJabar

Nusantara

Tekan Angka Kasus Pernikahan Usia Anak, Pemprov Jabar Kampanyekan Geber Cewina

SABTU, 24 OKTOBER 2020 | 17:14 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah kuatkan sinergi antar dinas dalam mengatasi permasalahan pernikaan anak usia dini.

Sinergitas itu bakal dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), dan Kementerian Agama.

Hal tersebut sejalan dengan instruksi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang menargetkan penurunan angka pernikahan usia anak dari 21 ribu menjadi 15 ribu kasus pada tahun 2020.

Kepala DP3AKB Jabar Poppy Sophia Bakur mengatakan, persentase pernikahan usia anak mencapai 35 persen seiring pola pikir orang tua yang masih kuno.

Padahal, Jabar menjadi satu di antara provinsi paling modern di Indonesia. Untuk itu, kasus pernikahan usia anak membutuhkan perlindungan ekstra dari berbagai pihak.

"Mengatasi masalah ini kami tak bisa bergerak sendiri, maka kami berkolaborasi, berinovasi, dan menghadirkan Gerakan Bersama Cegah Perkawinan Anak (Geber Cewina)," kata Poppy seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJabar, Sabtu (24/10).

Pihaknya menentang pernikahan usia anak dengan berbagai alasan seperti, kesehatan yang harus melahirkan di usia dini, dan pendidikan yang harus terputus.

Dari segi ekonomi, ketika anak menikah di usia dini otomatis kesiapan finansial belum tercukupi sehingga akan berdampak kepada terbentuknya klaster kemiskinan baru.

"Sampai saat ini daerah seperti Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur masih menjadi wilayah penyumbang tertinggi angka pernikahan usia anak," ujarnya.

Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Jabar, Uung Kusmana menambahkan, pihaknya mengimbau para orang tua menjalankan program 21/25 bagi anak yang hendak menikah. Hal tersebut, bertujuan untuk meminimalisir berbagai kemungkinan buruk yang terjadi pada anak ketika menikah di usia dini.

"Saya berharap adanya kesadaran dari orang tua akan pentingnya hal tersebut. Karena orang tua yang bisa memberikan pemahaman penting akan risiko jika menikah pada usia dini," tukasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya