Berita

ilustrasi/Net

Dunia

Iran Ungkap Alasan Sudan Bersedia Normalisasi Dengan Israel: Demi Dicoret Dari Daftar Hitam Negara Teroris

SABTU, 24 OKTOBER 2020 | 15:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Selain Palestina, Iran juga ikut mengecam keputusan pemerintah Sudan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel atas bantuan Amerika Serikat pada Jumat (23/10). Lewat Kementerian Luar Negerinya, Iran mengatakan bahwa kesepakatan tersebut sebagai sesuatu yang palsu karena dijamin dengan ‘uang tebusan’.

Lewat akun Twitternya, Kemenlu Iran mengatakan Sudan telah mengabaikan kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina karena melakukan normalisasi demi dicoret dari daftar hitam negara teroris oleh Amerika.

“Bayar tebusan yang cukup, tutup mata Anda terhadap kejahatan terhadap Palestina, maka Anda akan dikeluarkan dari apa yang disebut daftar hitam 'terorisme',” cuit kementerian, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (24/10).

“Jelas, daftar itu sama palsu dengan perang AS melawan terorisme. Memalukan,” lanjutnya.

Israel dan Sudan pada Jumat sepakat untuk mengambil langkah-langkah untuk menormalkan hubungan dalam kesepakatan dengan bantuan Amerika Serikat, menjadikan Khartoum pemerintah Arab ketiga yang mengesampingkan permusuhan dengan Israel dalam dua bulan terakhir.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bergembira dan memuji langkah normalisasi Sudan dengan Israel yang ditengahi AS itu.

“Benar-benar perubahan yang luar biasa!. Hari ini Khartoum mengatakan ya untuk perdamaian dengan Israel, ya untuk pengakuan Israel dan normalisasi dengan Israel,” katanya bersemangat.

Delegasi dari Sudan dan Israel akan segera bertemu untuk membahas kerja sama di berbagai bidang, di antaranya pertanian, perdagangan, dan bidang penting lainnya, tambahnya.

Sementara itu, Islamis Palestina Hamas menyesalkan itu dan menyebutnya sebagai sebagai ‘dosa politik’.

“Kesepakatan itu merugikan rakyat Palestina yang berharap ada keadilan untuk mereka, dan bahkan merugikan kepentingan nasional Sudan,” kata juru bicara Hamas Hazem Qassem.

“Ini hanya menguntungkan Netanyahu,” tambahnya.   

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya