Berita

Kandidat presiden AS, Joe Biden/Net

Bisnis

Survei Terbaru Pasca Debat: 70 Persen Investor Global Lebih Senang Jika Joe Biden Menang

SABTU, 24 OKTOBER 2020 | 06:59 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Bank investasi multinasional Swiss UBS menerbitkan sebuah survei terbaru pasca debat terakhir antara Presiden AS Donald Trump dan penantangnya Joe Biden pada Jumat (23/10).

Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar investor global lebih merasa senang jika Biden, kandidat dari Partai Demokrat, menjadi pemenang dalam pemilihan presiden AS yang akan digelar kurang dari dua pekan.

Dalam rincian hasil survei yang diterbitkan oleh situs berita Amerika Axios, mereka melaporkan bahwa sekitar 54 persen investor lebih memilih Biden, sementara 46 persen lainnya ingin Trump tetap di Gedung Putih.

Sementara investor di AS tetap terbagi 50-50 dalam survei, investor di Asia, Amerika Latin dan Eropa lebih memilih Biden dengan masing-masing 51,56 dan 62 persen.

Perbedaan tertinggi terjadi di Swiss di mana 66 persen investor sangat menyukai Biden daripada Trump yang hanya memiliki 34 persen dukungan.

“72 persen investor yang disurvei mengatakan mereka berencana untuk menyesuaikan portofolio mereka menjelang pemilihan,” kata survei tersebut, yang didasarkan pada 2.852 investor di 14 pasar berbeda di dunia yang memiliki setidaknya 1 juta dolar AS dalam aset yang dapat diinvestasikan antara 22 September - 12 Oktober.

Meskipun ekonomi AS menyaksikan pertumbuhan di bawah Trump, itu menandai kontraksi terbesar dalam catatan karena menyusut sebesar 31,4 persen pada kuartal kedua tahun 2020 akibat wabah virus corona baru dan karantina.

“Saya akan menghentikan virusnya, bukan negaranya,” kata Biden selama debat terakhir pilpres, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Jumat (23/10).

“Ini ketidakmampuannya yang menyebabkan sebagian besar negara harus ditutup, mengapa bisnis bangkrut,” kata Biden tentang lawannya.

Mantan wakil presiden era Obama itu berpendapat bahwa proposalnya akan menciptakan pertumbuhan ekonomi lebih dari 1 triliun dolar AS, dan 7 juta lebih banyak pekerjaan, dibandingkan dengan rencana ekonomi Trump.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya