Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Terbukti Kacaukan Pilpres Amerika, Intelijen AS Jatuhkan Sanksi Kepada Lima Entitas Iran

JUMAT, 23 OKTOBER 2020 | 14:24 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Departemen Keuangan AS pada Kamis (22/10) memberikan sanksi baru pada lima entitas Iran karena 'telah berani-beraninya' mengganggu Pemilihan Presiden AS dan merecoki para pemilih

Departemen Keuangan menyebut Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Pasukan IRGC-Qods, Institut Bayan Rasaneh Gostar, Persatuan Radio dan Televisi Islam Iran, dan Persatuan Media Virtual Internasional, adalah aktor kunci dalam upaya untuk menyebarkan disinformasi menjelang pemilihan 3 November.

Kelompok-kelompok itu berupaya menyebarkan informasi yang salah agar timbul perselisihan di antara para penduduk yang akan memberikan suaranya.
"Kelompok itu melaksanakan operasi pengaruh jahat yang bertujuan menyesatkan pemilih AS," kata Departemen Keuangan, dalam keterangannya.

'Kompi terdepan' Pasukan IRGC Qods, Bayan Gostar, telah memimpin kegiatan tersebut, menurut pernyataan Departemen Keuangan, sepertti dikutip dari AFP, Jumat (23/10).

"Menjelang pemilihan, personel Bayan Gostar telah berencana untuk mempengaruhi pemilihan dengan mengeksploitasi masalah sosial di Amerika Serikat, termasuk pandemi Covid-19, dan merendahkan tokoh politik AS," isi pernyataan itu.

Departemen Keuangan tidak memberikan rincian spesifik tentang apa yang telah dilakukan Iran, tetapi perusahaan media sosial AS telah memblokir akun dan postingan yang diduga disebarkan sebagai bagian dari operasi mereka. 

Sanksi, yang melarang entitas Amerika dan AS melakukan bisnis dengan kelompok Iran, kemungkinan memiliki dampak nyata, karena Pasukan IRGC dan IRGC-Qods sudah dikenakan sanksi itu.

Pengumuman itu datang satu hari setelah Direktur Intelijen Nasional AS, John Ratcliffe, menyebut Iran berada di balik email baru-baru ini yang ditujukan kepada para pemilih AS yang mengancam mereka untuk mendukung Presiden Donald Trump dan Partai Republiknya.

Email tersebut tampaknya dikirim oleh kelompok milisi sayap kanan AS, Proud Boys. Namun Ratcliffe meyakini, Iran lah yang berada di balik semua itu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya