Berita

Menteri Pertahanan AS, Mark Esper dan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto di sela-sela pertemuan ASEAN Defence Ministers' Meeting (ADMM) di Bangkok, Thailand pada November 2019/Net

Politik

Adhie Massardi: Sepanjang Tidak Independen, Indonesia Akan Susah Netral Dalam Politik Internasional

JUMAT, 23 OKTOBER 2020 | 00:50 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto memenuhi undangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark T. Esper, ke Pentagon.

Kedua menteri itu membahas banyak hal, salah satunya kerjasama pertahanan.

Pasca pertemuan itu, publik beranggapan Prabowo tengah dirayu Amerika Serikat agar Indonesia menjadi sekutunya dalam melawan China.

Pasalnya, Indonesia juga memiliki konflik perbatasan di Natuna Utara dengan China hingga saat ini.

Namun, sebagian kalangan menilai Indonesia tidak akan mungkin berpengaruh dengan rayuan AS maupun China. Hal ini sejalan dengan sistem politik internasional bebas dan aktif sehingga dapat dikatakan Indonesia merupakan negara netral dengan negara lain.

Menyikapi hal tersebut, mantan jurubicara Presiden keempat RI, KH. Abdurrahman Wahid, Adhie M. Massardi menyampaikan jika Indonesia tidak memiliki independensi maka akan sulit untuk bisa netral dengan negara lain.

“Menurut saya sih netral itu kan perlu integritas, perlu independensi. Sepanjang kita tidak independen, itu akan susah netral,” kata Adhie dalam acara diskusi daring yang digelar Kantor Berita Politik RMOL dengan tema 'Pulang Dari Amerika, Prabowo Bawa Apa?' Kamis (22/10).

Dia mencontohkan, model politik luar negeri seperti kedekatan dengan satu kawan tidak bisa sepenuhnya bisa netral meski kawannya itu memiliki musuh yang sama dengannya.

“Kayak saya, berhadapan dengan Cak Ulung apakah saya bisa netral sama lawannya Cak Ulung, saya nggak, karena punya hubungan batin yang kuat. Pasti ada sekurang-kurangnya ada keberpihakan dikit lah,” katanya.

Adhie mengatakan untuk mengetahui di mana posisi Indonesia dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan China dapat dilihat dari perkembangan geopolitik internasional.

“Jadi dalam situasi ini tergantung nanti permainan politik perkembangan global ini di geopolitiknya. Kalau misalnya, China makin menguat pasti kita pada akhirnya ikut ke China," jelasnya.

"Tetapi, kalau Amerika makin menguat pasti kita akan ditarik lebih condong ke Amerika itu situasi politik, di pergaulan internasional itu suatu hal yang biasa,” tandasnya.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Warisan Hakim MK sebagai Kado Idulfitri

Senin, 08 April 2024 | 13:42

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

UPDATE

25 Kader Beringin Disiapkan Maju Pilkada Jatim

Jumat, 19 April 2024 | 04:02

Calon Jemaah Haji Aceh Mulai Berangkat 29 Mei 2024

Jumat, 19 April 2024 | 03:23

3 Kader Ini Disiapkan PKS di Pilgub Lampung

Jumat, 19 April 2024 | 03:17

Pakaian Adat jadi Seragam Sekolah Jangan Bebani Orangtua Siswa

Jumat, 19 April 2024 | 03:15

Baznas-TNI Terjunkan Bantuan untuk Palestina Lewat Udara

Jumat, 19 April 2024 | 02:53

Sebelum Pensiun Agustus, Prasetyo Bakar Semangat ASN Setwan DPRD

Jumat, 19 April 2024 | 02:10

Berusia Uzur, PKS Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur Jakarta

Jumat, 19 April 2024 | 02:00

Proyek Tanggul Pantai Dikebut, Fokus di Muara Angke dan Kali Blencong

Jumat, 19 April 2024 | 01:33

PKB Jagokan Irmawan dan Ruslan di Pilgub Aceh

Jumat, 19 April 2024 | 01:31

Heru Pamer IPM Jakarta Tertinggi di Indonesia

Jumat, 19 April 2024 | 01:09

Selengkapnya