Berita

Direktur Parameter Politik, Adi Prayitno/Repro

Politik

Orang Di Sekeliling Jokowi Jangan Panik Dengan Kritik

KAMIS, 22 OKTOBER 2020 | 16:44 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Maraknya demonstrasi dari berbagai elemen masyarakat dinilai wajar dalam sebuah negara demokrasi. Itu juga merupakan konsekuensi yang sedianya dihadapi oleh setiap Presiden yang sedang menjabat.

Namun, cara-cara membatasi gerakan rakyat yang menolak omnibus law UU Cipta Kerja (Ciptaker) dengan penangkapan justru mencederai demokrasi itu sendiri.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno saat mengisi diskusi daring bertajuk "Dari #ReformasiDiKorupsi ke #MosiTidakPercaya: Dimana Partai Politik Kita?" yang diselenggarakan oleh Forum Jurnalis Politik (FJP) pada Kamis (22/10).

"Demokrasi itu memang tempat orang berisik, tempat orang ribut," kata Adi Prayitno.

Menurut pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, yang terpenting 'berisiknya' itu masih dalam konteks dan porsi demokrasi yang prosedural maka tidak jadi soal.

Adi berpendapat, sikap berbeda dimaklumi kalau sudah mengarah pada fitnah dan lain-lain.

Atas dasar itu, Adi menilai orang-orang di sekeliling Presiden Jokowi jangan terlalu panik dengan setiap kritik dari masyarakat.

"Misalnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap Presiden pilihan rakyat dua periode dan orang di sekelilingnya jangan terlampaui panik dengan kritik yang setiap saat datang," kata Adi.

Selain itu, perlakuan negara terhadap orang-orang yang kritis dan berbeda pandangan dituduh hoaks dan melakukan provokasi hingga fitnah. 

"Jangan juga misalnya selalu bilang setiap perbedaan pandangan itu dianggap sebagai hoaks, provokasi dan fitnah," sesalnya.

Adi menyebut, penangkapan aktivis dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang menolak omnibus law UU Cipta Kerja merupakan indikator dari ketidakberpihakan pemerintah kepada buruh dan rakyat itu sendiri.

"Kalau misalnya saat ini mengkritik bahwa Omnibus Law itu dianggap tidak menguntungkan rakyat, ya betul kan memang, ukurannya apa? banyak orang yang demo bahkan sampai hari ini itu terus terjadi di kalangan buruh, kalangan mahasiswa dan seterusnya," ujarnya.

"Sehingga penangkapan Jumhur dan sejumlah kelompok aktivis seperti Syahganda dan yang sebelumnya, bagi pegiat demokrasi itu menjadi catatan penting," demikian Adi.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Warisan Hakim MK sebagai Kado Idulfitri

Senin, 08 April 2024 | 13:42

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

UPDATE

25 Kader Beringin Disiapkan Maju Pilkada Jatim

Jumat, 19 April 2024 | 04:02

Calon Jemaah Haji Aceh Mulai Berangkat 29 Mei 2024

Jumat, 19 April 2024 | 03:23

3 Kader Ini Disiapkan PKS di Pilgub Lampung

Jumat, 19 April 2024 | 03:17

Pakaian Adat jadi Seragam Sekolah Jangan Bebani Orangtua Siswa

Jumat, 19 April 2024 | 03:15

Baznas-TNI Terjunkan Bantuan untuk Palestina Lewat Udara

Jumat, 19 April 2024 | 02:53

Sebelum Pensiun Agustus, Prasetyo Bakar Semangat ASN Setwan DPRD

Jumat, 19 April 2024 | 02:10

Berusia Uzur, PKS Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur Jakarta

Jumat, 19 April 2024 | 02:00

Proyek Tanggul Pantai Dikebut, Fokus di Muara Angke dan Kali Blencong

Jumat, 19 April 2024 | 01:33

PKB Jagokan Irmawan dan Ruslan di Pilgub Aceh

Jumat, 19 April 2024 | 01:31

Heru Pamer IPM Jakarta Tertinggi di Indonesia

Jumat, 19 April 2024 | 01:09

Selengkapnya