Berita

Seminar nasional "Tata Kelola Sistem Logistik Nasional dalam Mengurangi Beban Biaya Logistik"/Net

Bisnis

Biaya Logistik Masih Tinggi, Pemerintah Diminta Perbanyak Pusat Logistik Berikat

KAMIS, 22 OKTOBER 2020 | 14:39 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Peringkat Logistic Performance Index (LPI) tahun 2019 relatif meningkat dibanding tahun 2018. Namun, sejumlah kalangan menilai Sistem Logistik Nasional belum efisien.

"Biaya logistik Indonesia masih tinggi," kata akademisi dari Universitas Nasional Jakarta, Dr. Rusman Ghazali dalam sebuah webinar di sebuah hotel, di Jakarta Selatan, Kamis (22/10).

Menurut Rusman, biaya logistik transportasi masih di angka 28,7 persen. Prosentase yang menurutnya sangat besar untuk keseluruhan biaya produksi.

Dia menunjuk contoh sistem logistik di sektor perikanan, dimana panjangnya rantai distribusi hasil perikanan mengakibatkan tingginya biaya logistik.

"Bahkan biaya logistik antar pulau relatif lebih tinggi dibanding antar negara," ungkap Rusman, seraya menunjuk contoh biaya angkut Kendari-Jakarta mencapai Rp 1,28 per kg/km, sementara biaya angkut Jakarta-China hanya Rp 0,52/kg/km.

Sebelumnya dalam Webinar bertajuk "Tata Kelola Sistem Logistik Nasional dalam Mengurangi Beban Biaya Logistik" itu, peneliti Indef, Ahmad Heri Firdaus setuju dengan penilaian Rusman bahwa sistem logistik nasional tidak efisien.

Dia menilai, Indonesia masih boros modal untuk investasi dibanding Malaysia, Vietnam atau Thailand. "Hati-hati dengan pasar terbuka ASEAN karena produk mereka yang lebih murah kalau menyerbu Indonesia bisa rusak pasar produk kita," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Rusman menyarankan kepada pemerintah untuk terus melakukan efisiensi perizinan, memperbanyak infrastruktur pengangkutan produk, dan memperbanyak jadwal kapal angkut dari sentra produksi ke sentra distribusi.

Adapun Dr. Soleh Rusyadi Maryam dari Sucofindo menyarankan, pemerintah untuk memperbanyak Pusat Logistik Berikat (PLB) yang memiliki fleksibilitas dalam supplyai chain management.

"Di sini ada konsep one to many, many to one many to many," kata Soleh.

Dengan adanya PLB diyakini Soleh akan memperlancar arus barang impor dari sisi kewajiban kepabeanan, menjaga cash flow perusahaan, dan mendukung ketersediaan barang impor tepat waktu.

Karena itu, Soleh menyarankan perlunya diperbanyak PLB di sejumlah tempat karena terbukti efisien dalam menopang supply chain management.

Sementara peneliti Indeff, Ahmad Hari Firdaus meminta, pemerintah memperbanyak pusat-pusat ekonomi baru untuk menambah frekuensi kunjungan kapal-kapal cargo ke pusat-pusat produksi.

"Tol laut belum berfungsi maksimal karena tidak ada hilirisasi dari pusat produksi. Hilirisasi tidak ada kareba tidak ada pusat-pusat ekonomi baru," tutur Ahmad.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Undip Pastikan Telusuri Dugaan Pelecehan Seksual Meski Belum Terima Laporan Korban

Jumat, 19 April 2024 | 14:03

FBI Tuding Hacker Tiongkok Siapkan Serangan Dahsyat untuk Hancurkan Amerika

Jumat, 19 April 2024 | 13:51

Masuk Bursa Cagub Jabar dari PDIP, Ono Surono: Kalau Ada Instruksi, Maju

Jumat, 19 April 2024 | 13:44

Kebakaran Ruko di Mampang Diduga Akibat Ledakan Kompresor

Jumat, 19 April 2024 | 13:27

Din Syamsuddin Ajak Massa Aksi Dukung MK Tegakkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Jumat, 19 April 2024 | 13:24

Saint Kitts dan Nevis Konsisten Dukung Otonomi Sahara Maroko

Jumat, 19 April 2024 | 13:15

Hingga Jumat Siang Tak Kunjung Hadir di KPK, Gus Muhdlor Mangkir?

Jumat, 19 April 2024 | 13:10

Beda dengan Erick Thohir, Airlangga Minta BUMN Tidak Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel

Jumat, 19 April 2024 | 13:00

Lion Air Group: Dua Penyelundup Narkoba Karyawan Pihak Ketiga

Jumat, 19 April 2024 | 12:55

Dukung Optimalisasi Pengawasan Pemilu, PAN-RB Tambah Formasi ASN Bawaslu

Jumat, 19 April 2024 | 12:50

Selengkapnya