Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Beijing Tanggapi Pelarangan Produk Huawei Oleh Swedia

KAMIS, 22 OKTOBER 2020 | 12:14 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Larangan Swedia terhadap dua perusahaan telekomunikasi China, Huawei Technologies dan ZTE Corp, dari jaringan 5G pada hari Selasa telah mendapat tentangan keras dari Beijing. Mereka menilai bahwa keputusan Swedia itu tidak sehat dan hanya bersifat politis.

Salah satu tentangan itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Liar Negeri Zhao Lijian pada Rabu (21/10). Dia mengatakan bahwa baik Huawei maupun ZTE sudah mematuhi hukum yang berlaku di negara itu.

"Huawei Technologies dan ZTE Corp telah secara ketat mematuhi hukum setempat. Dengan tidak ada satu pun bukti, mereka (Swedia) hanya menekan perusahaan telekomunikasi China dengan alasan [mengancam] keamanan nasional," kata Zhao, seperti dikutip dari CGTN, Kamis (22/10).

"Mereka mempolitisasi aktivitas ekonomi," kata Zhao.

Stockholm mengumumkan keputusan itu menjelang lelang spektrum yang dijadwalkan digelar bulan depan. Menurut Swedish Post and Telecom Authority (PTS), pengaturan kondisi lisensi mengikuti penilaian oleh Angkatan Bersenjata Swedia dan dinas keamanan, yang menyebut China sebagai salah satu ancaman terbesar terhadap Swedia.

Pihak berwenang Swedia memberi batas waktu kepada perusahaan dalam lelang hingga 1 Januari 2025 untuk menghapus peralatan Huawei dan ZTE dari infrastruktur mereka yang ada.

"Larangan tersebut membuat operator jaringan memiliki lebih sedikit pilihan dan risiko memperlambat peluncuran 5G di pasar di mana persaingan berkurang," kata Ben Wood, kepala penelitian di perusahaan komunikasi seluler riset terkemuka CCS Insight, seperti dikutip dari Reuters.

Dengan larangan tersebut, raksasa telekomunikasi yang berbasis di Swedia, Ericsson, saingan terbesar Huawei dalam teknologi 5G, kemungkinan besar akan menjadi salah satu penerima manfaat.

Analis politik dan hubungan internasional Inggris Tom Fowdy mempertanyakan keabsahan langkah tersebut. Secara khusus, dia menunjukkan bahwa produk Swedia telah dihargai secara luas dan digunakan di China.

"Orang harus mempertanyakan apakah adil jika Swedia melarang Huawei dan ZTE. Apakah ini timbal balik pada akses pasar yang terus diminta oleh Eropa?"

"China membuka pasarnya, tetapi seperti yang terlihat oleh daftar entitas baru dan undang-undang kontrol ekspor, China juga melengkapi dirinya dengan alat untuk menangani negara-negara yang tidak bermain adil," tulis Fowdy dalam opini CGTN.

Pada hari Selasa, Kedutaan Besar China di Stockholm juga menolak tuduhan bahwa Huawei dan ZTE merupakan ancaman bagi keamanan nasional Swedia.

"Kami mendesak pemerintah Swedia untuk mematuhi prinsip-prinsip pasar dari pembangunan terbuka dan persaingan yang sehat, dan mempertimbangkan kembali keputusan yang relevan," tulis kedutaan di situsnya.

"Kami dengan tegas menentang penyalahgunaan konsep 'keamanan nasional' dan menolak perusahaan tertentu dari negara tertentu," tambahnya.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

UPDATE

Jelang Laga Play-off, Shin Tae-yong Fokus Kebugaran Pemain

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:54

Preseden Buruk, 3 Calon Anggota DPRD Kota Bandung Berstatus Tersangka

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:40

Prof Romli: KPK Gagal Sejak Era Antasari, Diperburuk Kinerja Dewas

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:15

Waspada Hujan Disertai Petir di Jakarta pada Malam Hari

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:28

Kemenag Minta Umat Tak Terprovokasi Keributan di Tangsel

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:23

Barikade 98: Indonesia Lawyers Club Lebih Menghibur daripada Presidential Club

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:20

Baznas Ungkap Kiat Sukses Pengumpulan ZIS-DSKL Ramadan 2024

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:01

Walkot Jakpus Ingatkan Warga Jaga Kerukunan Jelang Pilgub

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:35

Banyak Fasos Fasum di Jakarta Rawan Diserobot

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:19

Sopir Taksi Online Dianiaya Pengendara Mobil di Palembang

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:15

Selengkapnya