Berita

Pabrik Ericsson di Swedia/Net

Bisnis

Swedia Ikuti Jejak AS Singkirkan Huawei, Nokia Dan Ericsson Ketiban Untung

RABU, 21 OKTOBER 2020 | 08:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Swedia akhirnya mengikuti jejak Amerika Serikat untuk melarang Huawei Technologies dan ZTE mendapatkan akses ke jaringan nirkabel generasi kelima. Ini tentunya menambah jumlah negara Eropa yang memaksa perusahaan telekomunikasi lokal agar beralih dari raksasa teknologi China tersebut.

Otoritas Pos dan Telekomunikasi Swedia (PTS) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (20/10) bahwa “pengaruh negara satu partai China atas sektor swasta negara itu membawa serta insentif yang kuat bagi perusahaan milik swasta untuk bertindak sesuai dengan tujuan negara dan strategi nasional partai komunis.”

Dalam pernyataannya, kedua raksasa teknologi China itu harus diblokir dari infrastruktur yang ada pada Januari 2025.


Selama ini AS telah menekan pemerintah Eropa untuk memblokir Huawei dari mendapatkan akses ke jaringan 5G. Inggris telah memberlakukan larangan langsung pada peralatan 5G Huawei, sementara Kanselir Jerman Angela Merkel sejauh ini nampaknya masih ragu-ragu untuk mengikutinya.

Menanggapi pelarangan tersebut,  Kedutaan Besar China di Swedia mengatakan bahwa negara itu harus memberikan kondisi bisnis yang terbuka dan tidak diskriminatif untuk perusahaan China berdasarkan aturan pasar. Huawei sebelumnya membantah menjadi ancaman keamanan. Para pejabat China telah melabeli larangan yang dilakukan oleh pemerintah Eropa sebagai sebuah ‘campur tangan besar’, seperti dikutip dari Caixin, Selasa (20/!0).

Sementara itu, perusahaan telekomunikasi asal Finlandia Nokia dan Ericsson dari Swedia telah menjadi penerima manfaat utama dari larangan penggunaan peralatan Huawei, dengan kedua perusahaan tersebut membentuk duopoli yang efektif pada peralatan 5G. Di Inggris, banyak operator sekarang perlu menukar beberapa teknologi Huawei 4G mereka untuk peralatan Nokia dan Ericsson sebelum memasang 5G.

Permusuhan dari AS dan sekutunya telah merusak kebangkitan meroket Huawei, perusahaan teknologi terbesar China yang telah membantu membangun jaringan 5G di lebih dari 10 negara dan diperkirakan akan melakukan hal yang sama dalam 20 negara tahun ini. Pelanggan kini sudah mulai beralih ke pemasok lain. Bulan lalu, Nokia memperpanjang hubungannya dengan BT Group PLC untuk memasok perusahaan telepon Inggris dengan perlengkapan 5G.

ZTE, saingan Huawei yang jauh lebih kecil, hampir bangkrut setelah Departemen Perdagangan AS melarangnya membeli teknologi Amerika selama tiga bulan pada 2018. Baik ZTE maupun Huawei akan ditutup dari rencana India untuk menggelar jaringan 5G.

Tele2 AB, perusahaan telekomunikasi terbesar kedua Swedia, telah menggunakan Huawei untuk peralatan 4G-nya, dan mencatat pada panggilan pendapatannya hari Selasa bahwa perusahaan China itu melakukan pekerjaan dengan baik, tetapi mereka telah merencanakan kemungkinan larangan.

Saat ini PTS telah memberikan akses ke penginstalan 5G baru ke Hi3G Access, Net4Mobility, Telia Sverige, dan Teracom. Persetujuan tersebut berarti perusahaan dapat berpartisipasi dalam lelang 3,5 GHz dan 2,3 GHz Swedia, yang merupakan kunci dari pengembangan 5G-nya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya