Berita

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir/Net

Politik

Erick Thohir Merger Bank BUMN Syariah, Pengamat: Tonggak Sejarah Islamisasi Perbankan Indonesia

SELASA, 20 OKTOBER 2020 | 18:53 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bakal segera menggabungkan tiga bank syariah anak usaha BUMN.

Tiga bank itu, yakni BNI Syariah, BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri, ketiga bank ini telah melakukan penandatanganan Conditional Merger Agreement (CMA) Bank BUMN Syariah.

Dengan penggabungan itu diharapkan tercipta bank syariah nasional terbesar di dunia yang mampu mendorong tujuan ekonomi syariah dalan mewujudkan keadilan bagi umat Islam di Indonesia.

Pengamat politik dan ekonomi Islam Muhammad Najib mengatakan, upaya Menteri BUMN Erick Thohir menggabungkan bank-bank syariah BUMN ke dalam satu perbankan syariah merupakan momentum bersejarah.

Menurutnya, Erick telah mengambil keputusan besar atas penggabungan bank syariah BUMN itu. Hal ini juga merupakan tonggak sejarah ke-2 terhadap proses Islamisasi sistem perbankan di Indonesia.

“Sejak ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) muncul, mereka kemudian bisa meyakinkan Presiden Soeharto kala itu, sehinggga tonggak sejarah pertama ditancapkan oleh Orde Baru ketika Soeharto mengijinkan berdirinya bank syariah yang kemudian diikuti oleh lahirnya Bank Muamalat,” ujar Najib dalam keterangannya, Selasa (20/10).

Najib menambahkan, era Pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini, melalui Erick Thohir membuat keputusan penting dengan merger bank-bank syariah BUMN.

Ia mengatakan selama ini masyarakat ekonomi kecil dan menengah sangat terbantu oleh adanya bank syariah, termasuk kelompok santri yang masih enggan menyimpan uangnya di bank konvensional.

Bank syariah juga diyakini memiliki daya tahan dari sejumlah ancaman krisis ekonomi yang akhir-akhir ini mengancam sejumlah bank konvensional.

“Sebelumnya mereka berpikir bagaimana aman secara agama. Tapi kan kemudian mereka mendapat banyak produk-produk yang menarik. Misalnya asuransi syariah, kemudian bagi mereka yang mau umroh, haji bisa mendapatkan berbagai kemudahan, dan seterusnya. Dibanding kalau meraka harus menabung sendiri, untuk bisa menunaikan minatnya untuk beribadah,” jelasnya.

Dari sisi aset modal, per Juni 2020, total aset dari ketiga bank syariah BUMN ini senilai Rp 214,6 triliun. Sedangkan empat tahun pasca merger, diproyeksikan aset bank hasil merger akan jadi Rp 390 triliun atau tumbuh 73,3 persen pada 2025.

Pertumbuhan aset ini seiring dengan pembiayaan yang akan mencapai Rp 272 triliun dan penghimpunan dana senilai Rp 335 triliun pada 2025.

Menurut Najib, nilai aset marger yang dimiliki Bank Syariah BUMN akan luar biasa besar, tinggal bagaimana mengoptimalisasi berbagai produk baru yang ditawarkan sehingga bisa menguntungkan antara pihak nasabah dan bank.

“Justru disini kemudian yang akan memberikan peluang kedua belah pihak itu secara optimal dalam memanfaatkan baik yang menyimpan, pemilik uang maupun bagi pengguna. Lebih dari itu produk-priduk baru barang kali yang sementara ini belum terpikirkan akan muncul,” urainya.

Selain itu, marger bank syariah itu diprediksi akan masuk dalam 10 besar bank syariah dunia. Bahkan tidak menutup kemungkinan, jika pengelolaannya tepat dan efisien, akan mampu bersaing negara kaya di timur tengah yang lebih dahulu berkecimpung dalam hal itu.

“Tapi bukan mustahil dalam beberapa tahun ke depan, kita bisa menyalip, dari sejumlah bank syariah karena begini bank syariah itu berkembang bukan hanya di negara-negara muslim tetapi di Eropa khususnya di Inggris, di Autralia bahkan di Amerika sendiri berkembang luar biasa bank syariah,” katanya.

“Jadi jangan dipikir Bank syariah itu hanya melayani negara muslim karena di negara Inggris misalnya nasabah sebagian besar justru non muslim dan itu berkembang sangat besar. Ini yang harus dipahami sehingga apa yang disebut Islam Rahmatan Lil Alamin, rahmat bagi semua manusia tidak hanya muslim itu bisa dalam wujud,” imbuhnya.

Lebih lanjut Najib meminta Erick Thohir terus mengawal apa yang sudah menjadi kebijakannya terkait marger Bank BUMN Syariah.

“Tinggal kemudian tinggal bagaimana Menteri BUMN yang mencetuskan ini terus menerus memberikan political backup, sehingga bank ini betul-betul bisa mengimplementasi ide-ide besar yang sudah diambil oleh Pak Menteri,“ pungkasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya