Berita

Dua individu dan enam perusahaan China masuk dalam daftar hitam AS setelah terlibat dengan perusahaan Iran/Net

Dunia

Gara-gara Berbisnis Dengan Iran, Perusahaan Dan Warga China Masuk Daftar Hitam AS

SELASA, 20 OKTOBER 2020 | 10:19 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Dua individu dan enam perusahaan China masuk ke dalam daftar hitam Amerika Serikat (AS) karena terlibat dengan perusahaan pelayaran Iran, Islamic Republic of Iran Shipping Lines (IRISL).

Departemen Luar Negeri AS pada Senin (19/10) mengumumkan, dua individu yang masuk dalam daftar hitam adalah Kepala Eksekutif Reach Holding Group (Shanghai) Company Ltd., Eric Chen atau yang dikenal sebagai Chen Guoping, dan presiden perusahaan yang sama, Daniel Y. He atau yang dikenal sebagai He Yi.

Keduanya masuk dalam daftar Warga Negara yang Ditunjuk Khusus dari Departemen Keuangan AS, sehingga aset entitas milik keduanya yang berada dalam yuridiksi AS dibekukan dan orang AS dilarang berurusan dengan mereka.

Selain itu, Departemen Luar Negeri juga mengumumkan enam perusahaan China yang juga masuk dalam daftar. Di antaranya adalah Reach Holding Group (Shanghai) Company, Reach Shipping Lines, Delight Shipping, Gracious Shipping, Noble Shipping, dan Supreme Shipping.

Departemen Luar Negeri menuduh enam entitas tersebut menyediakan barang atau jasa yang digunakan sehubungan dengan sektor perkapalan Iran. Departemen juga menuduh Reach Holding Group dan unit Reach Shipping Lines membantu IRISL dan anak perusahaannya menghindari sanksi AS.

“Hari ini, kami mengulangi peringatan kepada para pemangku kepentingan di seluruh dunia. Jika Anda berbisnis dengan IRISL, Anda berisiko terkena sanksi AS,” kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam pernyataannya yang dikutip Reuters.

Sejak AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015 pada 2018, Presiden Donald Trump telah memberlakukan kebijakan tekanan maksimum pada Teheran.

Dengan kebijakan tersebut, Trump memberlakukan serangan sanksi ekonomi agar Iran menghentikan aktivitas nuklirnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya