Berita

Bandara Beijing/Net

Dunia

Bersiap Hadapi Ancaman Gelombang Kedua Virus Corona, Beijing Tingkatkan Kapasitas Pengujian

JUMAT, 16 OKTOBER 2020 | 08:04 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Jelang musim dingin sejumlah negara besar mengalami peningkatan angka kasus harian Covid-19 seperti Prancis, Belanda, dan Jerman.

Menyikapi ancaman kebangkitan global itu serta semakin dekatnya musim dingin yang berisiko bagi gangguan pernapasan, Beijing telah meningkatkan manajemen kedatangan di luar negeri dan meningkatkan kapasitas pengujian untuk mengatasi risiko gelombang kedua Covid-19.

Pada konferensi pers Rabu yang menyinggung tentang pengendalian epidemi, pejabat Beijing mengumumkan aturan ketat kedatangan internasional ke ibu kota, termasuk dilakuknnya tes sebelum keberangkatan di pabean China, dan setelah menyelesaikan masa karantina.

Selain itu, Beijing juga telah membuka sekitar 34 hotel untuk observasi medis bagi orang-orang yang memasuki ibu kota setelah 3 September, ketika kota tersebut melanjutkan beberapa penerbangan internasional.

Pejabat kota juga memperingatkan penduduk untuk tidak bepergian ke luar China dan berjanji untuk secara tegas mencegah penumpang dari negara ketiga melakukan transfer dari tempat lain ke Beijing. Pihak berwenang juga akan meningkatkan pemantauan dan desinfeksi makanan impor yang diangkut dengan pendingin juga akan ditekankan.

"Risiko wabah besar rendah di Beijing karena kota itu dalam siaga tinggi dan bahkan lebih berhati-hati saat musim dingin mendekat," kata Wang Peiyu, Wakil Kepala Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Peking, seperti dikutip dari GT, Kamis (15/10).

"Meskipun 229 laboratorium pengujian yang ada di kota itu, yang dapat menangani lebih dari 520 ribu sampel per hari, mungkin tidak berjalan dengan lancar di sebagian besar waktu, mereka sangat penting jika infeksi terjadi di kota yang padat penduduk ini," kata Wang.

Para ahli mencatat bahwa tindakan pencegahan yang ketat terhadap infeksi impor sangat penting karena kebangkitan internasional virus corona, dan tingginya kejadian penyakit pernapasan di musim dingin, dapat menimbulkan bahaya bagi kota metropolitan.

Eropa, yang telah menjinakkan virus corona dalam beberapa bulan terakhir, menghadapi lonjakan infeksi, dengan rata-rata lebih dari 100 ribu kasus dalam sehari, memenuhi tempat tidur rumah sakit dan meningkatkan jumlah kematian.

Seorang pekerja komunitas di kompleks perumahan di distrik Chaoyang mengatakan bahwa setelah infeksi di Qingdao, kompleks tersebut diminta untuk meningkatkan perhatian kepada orang-orang yang kembali dari kota lain.

"Tapi saya merasa masyarakat tahu bagaimana menghadapi kebiasaan baru, dan membeli bahan makanan dan melakukan latihan seperti biasa," kata pekerja itu.

"Orang-orang telah melepas masker mereka di luar ruangan tetapi banyak yang memakainya lagi baru-baru ini sejak wabah Qingdao," katanya, seraya menambahkan bahwa penurunan suhu yang tiba-tiba adalah faktor lain.

Beijing akan meningkatkan kapasitas pengujian asam nukleatnya menjadi 600 ribu sehari pada akhir November, tiga kali lipat dari jumlah yang dimilikinya pada pertengahan Juni lalu.

Penabat kota mengatakan bahwa sejumlah rumah sakit besar dan CDC distrik akan dilengkapi dengan alat tes cepat yang dapat memberikan hasil dalam 30 menit. Kendaraan uji dikerahkan di distrik termasuk Chaoyang, Yanqing dan Tongzhou.

Pengujian juga akan membedakan pasien demam yang menderita flu atau penyakit lain selain virus corona, yang lebih berguna di musim dingin ketika kasus flu melonjak, kata Wang.

Kota ini mendirikan 480 lokasi vaksinasi flu dan penduduk bisa mendapatkan vaksin dengan biaya sendiri. Anak sekolah dan beberapa kelompok sensitif lainnya harus melakukan vaksinasi flu. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menghindari epidemi ganda flu dan Covid-19 saat musim dingin tiba.

Beijing juga membentuk tim investigasi epidemiologi yang terdiri daei 3.600 orang untuk menjamin pelacakan yang efektif dan jelas jika terjadi infeksi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya