Berita

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahudin Uno/Net

Politik

Sandiaga Uno: Krisis Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19 Pengaruhi Psikologi Masyarakat

MINGGU, 11 OKTOBER 2020 | 17:56 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Krisis ekonomi akibat wabah virus corona baru atau covid-19 telah mempengaruhi psikologi masyarakat.

Begitu dikatakan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahudin Uno dalam diskusi webinar bertajuk ‘Faktor psikologis dalam krisis ekonomi’ yang digelar Universitas Pancasila.

“Karena begini konsepnya mereka melihat nih, satu adalah orang mulai kehilangan pekerjaan, mata pencaharian mereka tidak ada, penghasilan turun. Akhirnya itu menimbulkan satu beban,” kata Sandiaga Uno dalam keterangan tertulis, Minggu (11/10).

Pendiri Rumah Siap Kerja ini menyebutkan, ada pula ekerja yang masih bekerja atau pelaku usaha yang masih belum terdampak akibat pandemik.

Namun, mereka akan memutuskan mengurangi pengeluaran dan menghemat belanja setelah ketidakpastian kapan pandemik ini berkahir.

“Apa yang terjadi mereka akan mengurangi, mengetatkan ikat pinggang mereka sebagai bagian dari protokol keuangan yang ketat dan disiplin. Ini sudah satu rumus bagi setiap pengusaha. Begitu ada mau resesi atau mau krisis datang itu mereka langsung ada efek kejut bagi mereka. Jadi secara psikologi itilah reflek mereka,” jelasnya.

Selanjutnya, kata mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini, secara psikologi pula masyarakat akan mulai melakukan beradaptasi dengan situasi terbaru.

“Misalnya teman-teman saya ada yang beralih masuk ke indsutri kesehatan, masuk ke industri digital, ini adalah faktor adaptasi,” katanya.

Dalam kondisi di tengah pandemi ini, Sandi mendorong masyarakat saling menguatkan untuk bertahan hidup melalui ekosistem.

“Jadi karena kita bersama-sama itu ada kekuatan dalam jumlah. Jadi semakin banyak yang dalam kesulitan bersama-sama, mereka akhirnya bisa merasionalisasi posisi mereka. Kuncinya menurut saya adalah membangun optimisme, dan disinilah peran kolaborasi kita semua ini,” urainya.

“Bentuk-bentuk kolaborasi yang pada ujungnya kita berharap untuk bisa membangun optimisme. Karena harapan itu adalah satu komoditas yang lebih kuat daripada vaksin menurut saya. Begitu harapan ada kita jadi bersemangat, imunitas meningkat, dan kita bisa berkegiatan,” pungkasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya