Berita

Sekum PP GAMKI, Sahat Martij Philip Sinurat/RMOL

Politik

GAMKI Minta Food Estate Jadi Proyek Percontohan Korporasi Petani

MINGGU, 11 OKTOBER 2020 | 02:51 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia mengapresiasi ide Presiden Joko Widodo terkait pentingnya membentuk korporasi petani dan nelayan di Indonesia.

Saat rapat terbatas pada Selasa (6/10) lalu, Jokowi mengaku heran jajara kabinetnya belum membentuk korporasi nelayan dan petani seperti di Spanyol dan Malaysia.

Jokowi bahkan menyampaikan di hadapan pembantunya sejak beberapa tahun lalu untuk membentuk korpoasi petani dan nelayan.

Sekretaris Umum PP GAMKI, Sahat Martin Philip Sinurat mengatakan, bergabungnya nelayan dan petani dalam korporasi bersama sangat penting untuk meningkatkan daya saing. Selain itu, juga dapat mengurangi peluang penguasan korporasi besar yang selama ini sudah eksis.

"Bergabungnya petani ataupun nelayan dalam suatu korporasi bersama sangat penting untuk meningkatkan daya saing serta mengurangi kemungkinan oligopoli dari korporasi-korporasi besar. Korporasi petani atau nelayan ini dapat berupa koperasi ataupun badan usaha lainnya," demikian kata Sahat kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (11/10).

Sahat menyoroti kinerja menteri yang terkesan hanya menjadikan petani dan nelatan sebagai penerima bantuan tanpa misi kesenambungan program.

Mantan Ketum GMKI ini juga membenarkan pernyataan Jokowi terkait peran yang dilakukan BUMN, BUMD hingga swasta seharsunya bukan menjadi off taker atau penyerap hasil produksi.

"Sayangnya, selama ini petani ataupun nelayan kesulitan memenuhi modal untuk mengelola bisnis di sektor pertanian ataupun perikanan. Akibatnya mereka harus terikat pinjaman dari tengkulak, bahkan yang lebih ekstrim, petani dan nelayan ini kemudian menjadi buruh tani dan buruh kapal," demikian analisa Sahat.

Secara khusus, Sahat mengingatkan pemerintah agar menjadikan proyek food estate yang dicanangkan Jokowi itu tidak hanya melibatkan korporasi raksasa.

Ditegaskan Sahat, pelaksanaan food estate di beberapa daerah seperti Kalimantan Tengah dan Humbang Hasundutan harus dapat menjadi proyek percontohan korporasi petani.

"Yang paling utama, ada regulasi yang mewajibkan BUMN dan swasta untuk melakukan pendampingan kepada korporasi petani dan nelayan, sehingga kebijakan pemerintah ini dapat berjalan secara nyata di lapangan. Jika tidak menjalankan, maka ada sanksi kepada badan usaha tersebut," demikian kata Sahat.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Tim 7 Jokowi Sedekah 1.000 Susu dan Makan Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 20:00

Jajaki Alutsista Canggih, KSAL Kunjungi Industri Pertahanan China

Selasa, 30 April 2024 | 19:53

Fahri Minta Pembawa Nama Umat yang Tolak 02 Segera Introspeksi

Selasa, 30 April 2024 | 19:45

Kemhan RI akan Serap Teknologi dari India

Selasa, 30 April 2024 | 19:31

Mantan Gubernur BI Apresiasi Program Makan Siang Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 19:22

Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

Selasa, 30 April 2024 | 19:07

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Penguatan Ekonomi Perdagangan

Selasa, 30 April 2024 | 18:44

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

Raja Charles III Lanjutkan Tugas Kerajaan Sambil Berjuang Melawan Kanker

Selasa, 30 April 2024 | 18:33

Kemhan India dan Indonesia Gelar Pameran Industri Pertahanan

Selasa, 30 April 2024 | 18:31

Selengkapnya