Berita

Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto/Net

Politik

Satyo Purwanto: Pelaku Anarki Sesungguhnya Adalah Pemerintah Jokowi

JUMAT, 09 OKTOBER 2020 | 13:43 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pelaku anarki yang sesungguhnya adalah pemerintahan Joko Widodo yang memaksa mengesahkan Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Begitu yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto yang menilai bahwa pemerintah pusat menjadi pihak yang harus bertanggung jawab atas kerugian di beberapa daerah pasca terjadinya kerusakan akibat aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja.

"Mestinya segala kerusakan tersebut jadi tanggungjawab pemerintah pusat, sejatinya pemicu aksi massa adalah pemerintah yang selalu tidak mau mendengar aspirasi rakyatnya," ujar Satyo Purwanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (9/10).


Pasalnya, kata mantan Sekjen Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (Prodem), Omnibus Law UU Cipta Kerja yang disahkan DPR RI bersama pemerintah adalah bentuk arogansi kekuasaan.

"Banyak sekali kontroversi UU ini, dari sejak rancangan yang terkesan disembunyikan dan dipaksakan rampung di tengah tekanan pandemi Covid-19, pemerintah Jokowi tidak jujur sama rakyatnya," katanya.

Sehingga, Satyo menilai pelaku anarki sesungguhnya adalah pemerintahan Jokowi karena memaksa mengesahkan UU Cipta Kerja di tengah taatnya masyarakat menerapkan protokol kesehatan.

"Pelaku anarki sesungguhnya adalah pemerintah pusat dengan "memaksa" mensahkan UU sapu jagad ini disaat masyarakat diperintahkan taat pada aturan protokol kesehatan," tegas Satyo.

"Stop propaganda anarki kepada demonstran, seandainya pemerintah bijaksana tidak terburu-buru hingga pemerintah terkesan memanfaatkan situasi pandemi untuk menggolkan UU sensitif ini tentunya tidak ada demonstrasi oleh masyarakat," pungkasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya