Berita

Aksi mahasiswa tolak omnibus law di kawasan Jababeka sempat bentrok dengan aparat kepolisian/Ist

Nusantara

Enam Mahasiswa UPB Dikabarkan Kritis Usai Tolak Omnibus Law, Korlap: Hoax!

RABU, 07 OKTOBER 2020 | 22:32 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Beredar kabar sejumlah mahasiswa yang menggelar aksi tolak omnibus law UU Cipta Kerja di kawasan Jababeka, Cikarang dalam kondisi kritis pasca bentrok dengan aparat kepolisian.

Kabar tersebut secara cepat tersebar di media sosial yang memperlihatkan beberapa foto maupun video mahasiswa tergeletak di hadapan barikade polisi saat aksi.

Menanggapi hal itu, koordinator lapangan yang juga Ketua BEM FEBIS Universitas Pelita Bangsa, Suhendar meluruskan kabar yang beredar.


Ia membenarkan ada enam mahasiswa yang menjadi korban represif petugas kepolisian hingga mengakibatkan luka-luka. Namun, sejauh ini tidak ada yang mengalami kondisi kritis.

"Enggak, itu hoax. Ini (mahasiswa) enggak ada yang kritis," ujar Suhendar dikonfirmasi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu malam (7/10).

Bahkan kata Suhendar, pihaknya juga meluruskan bahwa tidak ada mahasiswa Universitas Pelita Bangsa yang meninggal dunia akibat bentrokan dengan petugas kepolisian.

"Enggak ada kritis atau yang meninggal," tegas Suhendar.

Sejauh ini, ada dua mahasiswa yang tengah mendapatkan perawatan dan dalam kondisi sadar. Sedangkan empat mahasiswa lainnya sudah pulang dari rumah sakit karena hanya mengalami luka ringan.

Sebelumnya, sebanyak 1.500 mahasiswa Universitas Pelita Bangsa bergabung dengan HMI, PMII dan GMNI turut aksi bersama dengan para buruh yang menolak UU Cipta Kerja di Kabupaten Bekasi siang tadi.

Aksi tersebut berujung ricuh hingga terjadinya tindakan represif dari petugas kepolisian. Terdapat dua orang yang ditangkap dengan cara ditarik, diseret, dipukul hingga ditendang.

Namun demikian, mahasiswa yang ditangkap tersebut akhirnya dibebaskan setelah rekan-rekannya mengancam akan bertahan jika temannya yang ditangkap tidak dibebaskan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya