Berita

Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto/Net

Politik

Satyo Purwanto: Pemerintah Pusat Tidak Bisa Jadi Rujukan Dalam Penanganan Covid-19

RABU, 07 OKTOBER 2020 | 10:25 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pemerintah pusat tidak bisa dijadikan rujukan dalam penanganan pandemi Covid-19.

Begitu tegas disampaikan oleh Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto, menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo soal pentingnya penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM).

Satyo lantas membandingkan pernyataan Jokowi dengan apa yang disampaikan Kepala BNPB yang juga Ketua Satgas Nasional Penanganan Covid-19, Doni Monardo, yang mengatakan tidak ada sejengkal tanah yang berstatus pandemi Covid-19 menjadi aman.


"Artinya mungkin, maksudnya, jika satu wilayah dianggap zona merah bagaimana mungkin PSBM lebih efektif? Sehingga RT sebelah lebih aman. Logikanya, bila satu provinsi sudah zona merah penyebaran pandemi, bisakah wilayah tersebut direduksi penularannya hingga ke tingkat RT RW?" ujar Satyo Purwanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (7/10).

"Lalu, bagaimana ketersediaan aparat dalam melakukan operasi yustisi dalam menjalankan pengawasan dan penegakkan hukumnya selama 24 jam dari hari ke hari dalam lingkup RT RW?" tambahnya.

Padahal, kata Satyo, pengawasan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti di DKI Jakarta saat ini sudah sangat sulit dilakukan.

"Pemerintah daerah selama ini sudah sangat bingung menafsirkan cara pemerintah pusat menangani pandemi Covid-19, bisa dikatakan pemerintah pusat tidak bisa dijadikan rujukan dalam penanganan Covid-19," tegas Satyo.

Menurut mantan Sekjen jaringan aktivis ProDemokrasi (ProDEM), terbukti para pemimpin daerah secara sendiri-sendiri menafsirkan dan mengendalikan pandemik.

"Maka tidak heran pemerintah pusat justru jadi pemicu konflik horizontal dan terkesan melemparkan tanggungjawab pengendalian wabah ke pundak RT RW dengan hanya menyetujui PSBM," pungkas Satyo.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya