Berita

Presiden Recep Tayyip Erdogan/Net

Dunia

Murka Erdogan Pada Macron: Siapa Anda Bicara Tentang Penataan Islam!

RABU, 07 OKTOBER 2020 | 06:05 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

. Setelah beberapa tokoh Muslim dan jubir kepresidenan Turki, kini giliran Presiden Recep Tayyip Erdogan yang mengecam pernyataan Presiden Emmanuel Macron soal rencananya untuk membendung separatisme Islam di Prancis.

Dalam pernyataannya, Erdogan mengkritik usulan Macron untuk mempertahankan nilai-nilai sekuler negaranya dengan melawan Islam radikal sebagai bentuk provokasi terbuka.

Ini adalah hari ketiga berturut-turut kemarahan Turki atas rencana Macron untuk 'membebaskan Islam di Prancis dari pengaruh asing', menambah daftar panjang perselisihan di antara kedua pemimpin itu.

Pekan lalu, Macron menggambarkan Islam sebagai agama yang sedang dalam keadaan krisis di seluruh dunia, dan mengatakan pemerintahannya akan mengajukan rancangan undang-undang baru pada bulan Desember untuk memperkuat undang-undang 1905 yang secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.

Dia mengumumkan pengawasan sekolah yang lebih ketat dan kontrol yang lebih baik atas pendanaan masjid yang berasal dari luar negeri.

"Pernyataan Macron bahwa 'Islam dalam krisis' adalah provokasi terbuka yang melampaui rasa tidak hormat," kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi, seperti dikutip dari AFP.

"Siapa Anda untuk berbicara tentang penataan Islam?" kecam Erdogan dan menuduhnya 'kurang ajar'.

Para pemimpin Prancis dan Turki sudah berselisih tentang hak maritim di Mediterania Timur, Libya, dan konflik terbaru antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.

Erdogan menyarankan Macron untuk lebih memperhatikan saat berbicara tentang masalah yang dia abaikan.

"Kami mengharapkan dia untuk bertindak sebagai negarawan yang bertanggung jawab daripada bertindak seperti gubernur kolonial," ungkap Erdogan.

Turki adalah negara mayoritas Muslim dan sekuler yang merupakan bagian dari NATO tetapi bukan Uni Eropa, di mana tawaran keanggotaannya telah terhenti selama beberapa dekade karena berbagai perselisihan.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Naik 23,1 Persen, Realisasi Belanja Pemerintah Capai Rp427,6 T pada Maret 2024

Jumat, 26 April 2024 | 15:56

Ketua DPRD DKI Komplain Anggaran Kelurahan 5 Persen Kegedean

Jumat, 26 April 2024 | 15:54

Samsung Luncurkan Pengisi Daya Port Ganda 50W, Dibanderol Rp1,2 Jutaan

Jumat, 26 April 2024 | 15:29

World Water Forum ke-10, Momentum bagi Indonesia Perbaiki Insfastruktur Air

Jumat, 26 April 2024 | 15:26

Legislator Senayan Pasang Badan untuk Pelanggan Korban Telkom

Jumat, 26 April 2024 | 15:25

TPDI: Aset Korupsi Jangan Jadi Bancakan

Jumat, 26 April 2024 | 15:18

APBN RI Surplus Rp8,1 Triliun pada Maret 2024

Jumat, 26 April 2024 | 15:14

Pesan Mahfud MD ke Prabowo: Benahi Hukum

Jumat, 26 April 2024 | 15:07

Laku Keras, Mobil Xiaomi SU7 Amankan 75.723 Pesanan

Jumat, 26 April 2024 | 15:05

Penuhi Kebutuhan Darah, Ratusan Polwan Ikut Jadi Pendonor

Jumat, 26 April 2024 | 15:01

Selengkapnya