Berita

Pertempuran antara pasukan Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh rusak pemukiman warga/Net

Dunia

Nagorno-Karbakh Berdarah, Azerbaijan Dan Armenia Saling Kirim Serangan Rudal

SENIN, 05 OKTOBER 2020 | 10:47 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Peningkatan ketegangan terus terjadi di Nagorno-Karabakh. Pertempuran antara Armnia dan Azerbaijan di wilayah sengketa tersebut kian memanas dengan berbagai serangan rudal pada Minggu (4/10).

Asisten presiden Azerbaijan, Hikmet Hajiyev mengatakan pasukan Armenia telah meluncurkan dua rudal jarak menengah 300 kilometer di wilayah Khizi dan Absheron.

Sebelumnya, Hajiyev juga mengumumkan bahwa Mingachevir, sebuah kota industri di Azerbaijan, juga menjadi sasaran serangan rudal Armenia.


Pertempuran hebat antara Armenia dan Azerbaijan sendiri mencapai titik didih pada Sabtu (3/10), ketika Baku mengakuisisi delapan desa yang dibalas oleh tembakan roket oleh Armenia.

Ketika itu, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengaku roket Armenia telah menargetkan kota Terter dan Horadiz, juga kota terbesarnya, Ganja.

Pada Minggu pagi, jurubicara Kementerian Pertahanan Armenia, Artsrun Hovhannisyan mengatakan, pasukan Azerbaijan menyerang kota Stepanakert dengan roket sebagai pembalasan hingga listrik di sana padam.

Pertempuran sengit yang terjadi di Nagorno-Karabakh kali ini merupakan kelanjutan dari bentrokan yang terjadi antara kedua pasukan pada Minggu (27/9). Sejak insiden tersebut, sebanyak 240 orang meninggal dunia, termasuk 30 warga sipil.

Di tengah-tengah pertempuran, banyak negara telah menyerukan gencatan senjata karena dikhawatirkan dapat meluas menjadi perang yang menyedot kekuatan Turki dan Rusia.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron telah memperingatkan Turki yang mendukung Azerbaijan karena telah mengirimkan para pejuang Suriah ke Nagorno-Karabakh, yang menambah kompleksitas konflik.

Baru-baru ini, Minggu, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev telah menetapkan syarat untuk menghentikan sengketa di Nagorno-Karabakh.

Dalam pidatonya, Aliyev mengatakan, pasukan Armenia harus meninggalkan Nagorno-Karabakh. Yerevan juga harus mengakui keutuhan wilayah Azerbaijan, memintaa maaf kepada rakyat Azerbaijan, dan mengakui bahwa Nagorno-Karabakh bukan bagian dari wilayah Armenia.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya