Berita

Presiden Jokowi/Net

Politik

'Jangan Sok-sokan Me-lockdown' Tampakkan Jokowi Bertentangan Dengan Kepala Daerah

SENIN, 05 OKTOBER 2020 | 02:49 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pernyataan Presiden Joko Widodo soal jangan sok-sokan untuk me-lockdwon disayangkan banyak pihak.

Seperti Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah yang mengaku menyayangkan pernyataan Presiden Jokowi tersebut.

"Sangat disayangkan statemen ini, secara politik menampakkan pertentangan dengan kepala daerah yang lakukan pembatasan," ujar Dedi Kurnia Syah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (4/10).


Dedi pun menilai, komunikasi Presiden Jokowi sangat jelas berdampak buruk bagi publik.

"Publik terombang-ambing dengan kebijakan pandemi, dan berpotensi melawan kebijakan gubernur yang ambil langkah PSBB, semisal DKI Jakarta," kata Dedi.

Selain itu kata Dedi, Presiden Jokowi pun juga akan dianggap tidak konsisten dalam penanganan pandemi Covid-19.

"Presiden akan dianggap tidak konsisten dalam penanganan, sekaligus menghambat upaya daerah yang seharusnya otonom mengambil langkah strategis," terang Dedi.

Dengan demikian, Dedi menyarankan agar Presiden Jokowi keluar dari zona kontestasi dengan Gubernur.

"Bagaimanapun ia tetap Presiden yang memimpin seluruh kepala daerah, untuk itu perlu adanya dukungan satu suara dalam mengambil langkah pencegahan," pungkas Dedi.

Diketahui, melalui video yang diunggah akun Youtube Sekretariat Presiden pada Sabtu (3/10) malam, Presiden Jokowi menegaskan bahwa pemerintah memastikan kesehatan masyarakat tetap menjadi yang nomor satu diutamakan. Namun, pilihan itu bukan berarti harus mengorbankan masalah ekonomi.

“Karena jika kita mengorbankan ekonomi, itu sama saja dengan mengorbankan kehidupan puluhan juta orang. Ini sekali lagi, kita harus mencari keseimbagan yang pas,” ujar Presiden Jokowi dalam video yang dilihat Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (4/10).

Atas alasan itu, Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada pemerintah daerah untuk tidak sok-sokan dalam mengambil kebijakan.

Dia tidak ingin pemerintah daerah mengambil langkah ekstrem dengan memberlakukan lockdown yang akan mematikan ekonomi warga.

"Tidak perlu sok-sokan akan me-lockdown provinsi, me-lockdown kota, atau me-lockdown kabupaten, karena akan mengorbankan kehidupan masyarakat," tegasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya