Berita

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo/Repro

Politik

Nekat Lanjutkan Pilkada 2020, Jokowi Bisa Dianggap Berpihak Pada 'Pembeli' Pilkada

JUMAT, 02 OKTOBER 2020 | 16:33 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Keputusan tetap menyelenggarakan Pilkada serentak pada 9 Desember nanti diduga kuat terdapat kepentingan para cukong.

Hal itu disampaikan peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Egi Primayogha yang menilai bahwa pelaksanaan pilkada di tengah pandemi Covid-19 rawan politik uang dan mengancam keselamatan rakyat.

Menurut Egi, jalan untuk menunda pilkada sangat terbuka lebar seperti yang tercantum dalam Pasal 201A Ayat 3 Perppu 2/2020 yang menegaskan bahwa pilkada dapat ditunda dan dijadwalkan kembali apabila pandemi Covid-19 belum berakhir.


"Keputusan untuk tetap melaksanakan pilkada juga menjadi janggal apabila melihat pemilihan kepala desa (pilkades) diputuskan ditunda dengan alasan keselamatan warga, sementara pilkada tetap dijalankan," ujar Egi Primayogha kepada wartawan, Jumat (2/10).

Egi menduga kuat adanya kepentingan lain di balik keputusan tetap menggelar Pilkada 2020 pada 9 Desember meskipun pandemi masih menghantui masyarakat.

"Sudah menjadi rahasia umum pilkada merupakan ajang transaksi kepentingan bagi para cukong. Bahkan Menteri Koordinator Hukum dan HAM, Mahfud MD menyinyalir 92 persen calon kepala daerah disokong para cukong. Para cukong ini akan mendapatkan keuntungan ekonomi politik berlipat-lipat saat calonnya menang dalam kontestasi pilkada nanti," jelas Egi.

Dengan demikian, kata Egi, jika Presiden Joko Widodo tetap bersikukuh untuk tidak menunda Pilkada 2020 dengan dalih yang tidak cukup masuk akal, maka presiden dapat dianggap tidak memprioritaskan keselamatan warga.

"Sebaliknya, presiden dapat dianggap lebih mendahulukan kepentingan politik dan kepentingan para bandar yang mungkin telah ‘membeli’ pilkada di depan," pungkas Egi.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya