Berita

George RR Martin, penulis di balik serial TV terbesar dalam sejarah 'Game of Thrones'/Net

Dunia

Penulis Serial Game Of Thrones Ikut Komentari Debat: Trump Tidak Menunjukkan Kelasnya Sebagai Presiden AS

JUMAT, 02 OKTOBER 2020 | 11:31 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Debat putaran pertama antara Presiden Donald Trump dan penantangnya Joe Biden masih menyisakan komentar negatif dari berbagai kalangan, yang sebagian besar meluncur untuk petahana.

Salah satu komentar negatif muncul dari George RR Martin, penulis di balik serial TV terbesar dalam sejarah 'Game of Thrones'. Ia mengecam Donald Trump, mengatakan bahwa presiden AS itu telah mempermalukan kantor dalam debat pertamanya melawan Biden.

George RR Martin, penulis seri buku A Song of Ice And Fire yang sedang dalam proses acara TV terkenal Game of Thrones, mengungkapkan kecamannya itu di blog pribadinya.

"(Donald Trump) mengencingin seluruh demokrasi," tulisnya, seperti dikutip dari 9News, Kamis (1/10).

Martin, yang berusia 72 tahun bulan ini, mengatakan dia telah melihat setiap debat presiden AS yang disiarkan televisi dalam sejarah, dan bahwa perilaku Trump selama debat itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Dia mengklaim itu akan berada di luar batas bahkan untuk beberapa tokoh paling terpolarisasi dalam sejarah pemilihan presiden.

"Ini bukan masalah Demokrat vs Republik, atau Liberal vs Konservatif," tulis Martin.

"(Richard) Nixon tidak akan berperilaku seperti Trump. Ronald Reagan tidak akan melakukannya. Begitu juga (Dwight) Eisenhower, atau John McCain, atau Barry Goldwater," lanjutnya.

Martin mengatakan kinerja Trump dalam debat itu tidak menunjukkan kelasnya sebagai presiden AS.

"Ini adalah perilaku pengganggu di halaman sekolah, seorang anak yang menjengkelkan, orang kuat dari beberapa kediktatoran dunia ketiga" ungkapnya.

Baik Trump dan Biden dikritik karena sikap dan kelakuan mereka setelah debat, meskipun jajak pendapat CNN menunjukkan pemirsa percaya bahwa Biden lebih baik.

Kampanye Biden melaporkan bahwa kandidat dan mantan wakil presiden menghasilkan sejumlah besar dana selama perdebatan yang kacau - dengan berhasil mengumpulkan 3,8 juta dolar AS dalam satu jam, Politico melaporkan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya