Berita

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira/Net

Bisnis

Ekonom Indef: Suntikan Rp 20 T Untuk Jiwasraya Akan Memperdalam Resesi Ekonomi

Ada Ketidakadilan Politik Anggaran
JUMAT, 25 SEPTEMBER 2020 | 16:41 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Suntikan dana Rp 20 triliun dari pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati untuk menangani skandal PT Jiwasraya terus menuai reaksi beragam dari kalangan masyarakat.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan, uang Rp 20 triliun itu bukanlah jumlah yang sedikit.

Di tengah situasi perekonomian nasional lesu dan kebutuhan sektor kesehatan yang belum terpenuhi akibat Covid-19, pemerintah justru terkesan menghamburkan uang negara.


"Rp 20 triliun bukan uang yang kecil. Banyak tenaga kesehatan yang belum mendapatkan insentif, banyak UMKM dan pekerja informal yang tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah," kata Bhima Yudhistira saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (25/9).

"Jadi ada ketidakadilan dalam politik anggaran di Indonesia. Situasi ini bisa memperdalam resesi ekonomi ketika perlindungan sosial dikalahkan oleh bailout asuransi yang gagal bayar," sambungnya.

Selain itu, Bhima juga menyebut kebijakan "bailout" Jiwasraya tersebut akan mempengaruhi iklim investasi Indonesia. Pasalnya, pemerintah terkesan memberikan subsidi pada kejahatan investasi karena menggelontorkan duit dari APBN sebesar Rp 20 triliun.

"Ini akan dilihat oleh para investor sebagai kejahatan yang disubsidi oleh negara. Bagaimana investasi mau berkembang di Indonesia, kalau praktik seperti ini dibiarkan?" pungkasnya.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan, pemerintah akan memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) pada 2021 mendatang sekitar Rp 20 triliun.

"BPUI ada hubungannya tentu dengan penanganan masalah Jiwasraya," ucap SMI saat rapat di Komisi XI DPR, Selasa lalu (15/9).

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya