Berita

Deklarasi KAMI/Net

Politik

Pengamat: Banyak Pentolan KAMI Yang Seharusnya Lebih Menonjol Daripada Gatot Nurmantyo

JUMAT, 25 SEPTEMBER 2020 | 09:41 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) tidak boleh hanya dimanfaatkan untuk memnuhi hasrat kepentingan pribadi. Harus muncul banyak tokoh dari ratusan deklarator KAMI, bukan hanya perorangan.

Begitu kata pakar politik dan hukum dari Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam yang menilai KAMI terlalu dimanfaatkan oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sebagai presidium.

Padahal, sambungnya, banyak tokoh lain yang seharusnya lebih menonjol daripada Gatot Nurmantyo.


"Kita semua tidak tau apa tujuan akhir KAMI, dan siapa donatur utama di belakangnya? Apakah Gatot atau siapa? Tapi, jangan sampai Gatot memanfaatkan KAMI untuk kepentingan pribadinya, karena saya lihat justru banyak pentolan-pentolan lainnya di KAMI yang seharusnya lebih menonjol ketimbang Gatot Nurmantyo," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (25/9).

Sehingga, kata Saiful, KAMI harus bisa mengontrol agar tidak ada tokoh yang paling menonjol. Dengan begitu, KAMI tetap solid.

Terlebih lagi Gatot sedang asyik berselancar dengan isu kebangkitan PKI. Isu ini kurang baik bagi KAMI karena akan dianggap sebagai pemecah belah bangsa.

“Gatot membawa-bawa isu PKI, ini kan bisa memecah-belah semua. Kalau mau tunjuk siapa PKI yang dimaksud Gatot, jangan ambigu seperti saat ini," tegas Saiful.

Jika Gatot terus menyampaikan narasi PKI tanpa menunjuk secara jelas siapa yang menjadi bagian PKI, maka rakyat akan menganggap bahwa KAMI hanya dimanfaatkan Gatot secara pribadi.

"Kalau kondisi seperti ini terus terjadi, maka bisa jadi rakyat menganggap KAMI dimanfaatkan Gatot secara pribadi untuk tujuan yang diinginkannya," pungkas Saiful.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya