Berita

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin/Net

Dunia

Serang Balik Trump, Jubir Wang: Lupa Ya, Kalau Washington Penyebar Limbah Terbesar Dan Perusak Lingkungan?

KAMIS, 24 SEPTEMBER 2020 | 15:39 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sejumlah diplomat China berang dengan apa yang disampaikan Presiden AS Donald Trump pada Sidang Umum PBB ke-75, Rabu (23/9). Trump terkesan berfokus menyerang dan menyalahkan China atas berbagai isu global yang terjadi saat ini.

Para diplomat itu dengan tegas menentang tuduhan Trump dan mendesak agar AS memenuhi tugasnya menyelamatkan nyawa daripada ribut menyebarkan virus politik serta mengalihkan kesalahan di acara multilateral tersebut.

Mereka mengecam Trump telah menggunakan podium PBB sebagai panggung untuk 'keuntungan politik pribadi'. Pidatonya begitu terfokus pada China, sehingga mengungkap tujuannya untuk membujuk pemilih domestik daripada menyerukan tindakan global yang berarti di tengah krisis.

"Kebohongan yang diulang ribuan kali tetaplah sebuah kebohongan. Kebisingan AS tidak sesuai dengan suasana Sidang Umum seperti ini. Ketika komunitas internasional berusaha keras untuk melawan Covid-19, AS malah menyebarkan virus politik," kata Zhang Jun, perwakilan tetap China untuk PBB, seperti dikutip dari GT, Rabu (23/9).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin juga menunjukkan bagaimana pemerintahan Trump menggunakan kebohongan untuk menuntut China dan menutupi kegagalannya sendiri dalam menangani pandemi.

Wang mengatakan sikap AS yang menyalahkan China atas pandemik itu adalah tipuannya untuk mencari kambing hitam.

"AS juga memegang rekor terkenal tentang lingkungan, termasuk sikapnya yang tidak layak dalam protokol global dan perjanjian pengurangan karbon, hambatan bagi tata kelola pada konsumsi plastik, dan peran pengekspor limbah padat terbesar di dunia," kata Wang.

Wang bertanya, "Bagaimana bisa AS memposisikan dirinya untuk menyalahkan China, ketika mereka mengirimkan sejumlah besar limbah ke negara-negara berkembang dan melakukan kerusakan besar pada lingkungan lokal dan global?"

Dalam pidatonya yang berdurasi tujuh menit pada hari Selasa (22/9), Trump menggunakan frase diskriminatif 'virus China' lagi sebagai salah satu dari 11 penyebutannya tentang China. Dia tidak menyebutkan bahwa 200.000 orang Amerika telah meninggal karena Covid-19, dia juga tidak berbicara tentang ketidakpuasan komunitas internasional dengan catatan lingkungan AS yang terkenal.

Para analis mengatakan pidato itu menunjukkan Trump sekarang putus asa di tengah wabah di luar kendali dan pemilihan umum. Tapi mengalihkan kesalahan tidak akan mengembalikan waktu yang hilang, atau menyelamatkan nyawa.

Lu Xiang, seorang peneliti studi AS di Akademi Ilmu Sosial China di Beijing, mengatakan bahwa menggunakan PBB untuk keuntungan politik pribadi sebagai tindakan yang kurang sopan, dan tidak ada rasa malu untuk menyalahkan orang lain setelah mengacaukan sebuah negara, membuat jutaan orang Amerika menderita.

"Negara-negara besar harus bertindak seperti negara-negara besar," kata Lu, mengutip kalimat dari pidato pemimpin tertinggi China pada debat umum.

"China memiliki ketenangan strategis dan akan memikul tanggung jawab, menghormati janji kepada dunia dan bekerja sama dengan negara lain untuk menangani tugas yang paling mendesak - memulai kembali ekonomi yang dihantui pandemik," kata Lu.

Sementara itu juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mengatakan di akun Twitter pribadinya: "Di podium PBB, AS membidik China sementara China memandang dunia."

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya