Berita

Presiden Joko Widodo diminta untuk menunda Pilkada dan lakukan karantina wilayah/Repro

Politik

Agar Rakyat Mau Datang Ke TPS, Jokowi Harus Tunda Pilkada Dan Lakukan Karantina Wilayah

KAMIS, 24 SEPTEMBER 2020 | 08:14 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Presiden Joko Widodo didesak untuk menunda pelaksanaan Pilkada Serentak sekaligus melakukan kebijakan karantina wilayah atau lockdown di daerah-daerah yang menggelar Pilkada.

Hal itu disampaikan analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun. Menurut Ubedilah, Presiden Jokowi sebaiknya memilih berpihak kepada rakyat banyak, juga mendengar dan melaksanakan saran dari NU, Muhammadiyah, KAMI, dan lainnya.

"Sebab, kondisi Covid-19 sudah tak bisa dikendalikan akibat kebijakan new normal yang dilakukan pemerintah beberapa waktu lalu," ujar Ubedilah Badrun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (24/9).


Penundaan Pilkada, lanjut Ubedilah, bukan berarti meniadakan Pilkada. Namun, hanya sekadar menggeser jadwal pelaksanaan Pilkada hingga kondisi dianggap sudah lebih aman.

"Ini bisa dilakukan dengan cara Presiden membuat Perppu penundaan Pilkada. Ketika Pilkada ditunda, di saat yang sama lakukan kebijakan karantina wilayah di daerah yang menyelenggarakan pilkada yang termasuk zona merah," jelas Ubedilah.

Dengan melakukan karantina wilayah, maka angka penambahan kasus Covid-19 bisa lebih ditekan. Hal tersebut secara langsung akan memberikan rasa aman kepada rakyat.

Sehingga mereka mau datang ke tempat pemungutan suara (TPS), karena Pilkada dilaksanakan dalam kondisi pandemi Covid-19 yang sudah terkendali.

Dengan cara itu, menurut Ubedilah, mudah-mudahan saat Pilkada rakyat sudah (merasa) aman dan mau datang ke TPS, sehingga partisipasi pemilih tidak jeblok.

"Tetapi jika Pilkada tidak ditunda dan tidak melakukan karantina di wilayah zona merah, maka rakyat kemungkinan besar hanya akan menjadi korban berikutnya. Menambah jumlah positif Covid-19," pungkas Ubedilah.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya