Berita

Anton Tabah Digdoyo/Net

Publika

Peringati Kebiadaban PKI Dengan Inovasi Kreatif

RABU, 23 SEPTEMBER 2020 | 18:51 WIB

PERINGATAN hari kebiadaban PKI 30 September 1965 (G30S/PKI) sudah dekat. Geliat berbagai elemen masyarakat untuk peringati sejarah kelam bangsa tersebut mulai tampak di mana-mana.

Walau pemerintah di tahun-tahun terakhir ini tak lagi seperti dulu juga dalam memutar film G30SPKI di TV. Namun, semua itu tak menyurutkan semangat rakyat memperingatinya.
Kita bangga pada semangat rakyat memperingati sejarah kebiadaban PKI dengan penuh inovatif kreatif, sehingga mudah difahami rakyat terutama kelompok generasi muda yang ketika tahun 1965 masih kanak-kanak atau belum lahir.


Kelompok generasi ini sangat penting mengerti sejarah aslinya karena kini ada upaya pro PKI akan memalsukan sejarah dengan membalikkan fakta jadikan PKI sebagai korban bukan sebagai pelaku kebiadaban yang membunuh jenderal, prajurit-prajurit TNI-Polri. Juga ulama, kiai, santri dan lain-lain.
Kreatif, agar lebih menarik film G30S/PKI tersebut telah diedit tidak bertele-tele inti-intinya saja maksimal berdurasi 20 menit sehingga umat tidak bosann.

Inovatif, selain putar film singkat juga ada acara lain seperti bazar aneka lomba cerdas cermat anak-anak, seminar diskusi tentang komunisme dan lain-lain.

Cara memilih waktu pun dievaluasi tak harus malam hari.

Ada yang mulai jam 15.00-17.00 WIB atau 18.00 WIB hingga waktu shalat maghrib, makan nasi box atau snack bersama.

Jam 18.00-20.00 WIB, diskusi tentang PKI dan sikon NKRI juga global terkini dan jam 20.00 WIB selesai.

Jadi acara selesai tidak terlalu malam. Sehingga makin banyak yang tertarik untuk hadir. Juga acaranya makin komunikatif karena bekerja sama dengan rumah-rumah ibadah, majelis taklim dan tokoh-tokoh masyarakat sehingga acara tersosialisasikan dengan baik.

Ini belajar dari tahun-tahun sebelumnya jika semua acara difokuskan malam hari dan filmnya tidak diedit akan sangat membosankan sehingga kurang menarik minat publik.

Acara diskusi juga penting untuk mengupas perkembangan sikon dan ancaman komunisme, sekulerisme, liberalisme, pluralisme, yang sangat bertentangan dengan Pancasila.

Baik dari luar maupun dalam negeri seperti RUU Cipta Kerja atau Ownibus Law dan RUU BPIP yang akan ubah Pancasila. Ini jelas melanggar UUD 1945 apalagi pembukaan UUD 1945 yang sudah sangat tegas dan jelas dilarang keras mengubahnya.

Anton Tabah Digdoyo
Pembelajar Kemanusiaan

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya