Berita

Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto/Net

Politik

Dalam Suatu Peristiwa Politik Seperti Pilkada, Rakyat Selalu Jadi Objek Penderita

SELASA, 22 SEPTEMBER 2020 | 08:33 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Rakyat Indonesia selalu dianggap objek penderita, yang tidak memiliki posisi tawar dan pilihan dalam suatu peristiwa politik.

Demikian pandangan Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto, menanggapi ngototnya para penyelenggara Pilkada yang tidak mau menunda di tengah pandemi Covid-19 yang semakin tak terkendali.

Menurut Satyo, proses Pilkada sudah pasti kegiatan yang akan melibatkan banyak orang. Mulai dari konsolidasi, sosialisasi, kampanye para calon kepala daerah, hingga pencoblosan di TPS yang akan menimbulkan kerumunan.

"Dan semua itu kontraproduktif terhadap protokol kesehatan yang dilindungi seperangkat aturan dari UU hingga Pergub terkait pengendalian pandemi Covid-19," ujar Satyo Purwanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (22/9).

Satyo pun sangat menyayangkan argumen yang disampaikan oleh para penyelenggara Pilkada, yakni KPU dan pemerintah dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), sebagai pihak yang paling ngotot Pilkada harus digelar tahun ini juga.

Mulai dari argumen menjalankan amanat konstitusi, menghindari kekosongan kekuasaan, sampai alasan yang dianggap dibuat-buat untuk menguji pimpinan daerah dalam menghadapi pandemi.

"Padahal Perppu 2/2020 (kini sudah menjadi UU 6/2020) memberi peluang untuk menunda Pilkada hingga dianggap bencana nasional nonalam Covid-19 sudah berakhir," kata mantan Sekjen ProDEM ini.

Melihat kondisi saat ini, Satyo pun sangat menyayangkan sikap pihak penyelenggara pilkada yang seperti sama sekali tidak memikirkan keselamatan rakyat.

"Dalam hal ini posisi rakyat sama sekali tidak dipikirkan. Rakyat selalu dianggap objek penderita yang tidak memiliki posisi tawar dan pilihan dalam suatu peristiwa politik. Terlebih terkait suksesi kepemimpinan yang akan menentukan nasib dan masa depan berjuta-juta masyarakat," jelas Satyo.

"Sudah pasti rakyat tidak dipertimbangkan dari sisi kesiapan sebagai pemilih. Dalam situasi sulit di tengah pandemi pemilih tidak akan siap untuk melaksanakan Pilkada di tahun 2020," demikian Satyo.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya