Berita

Ekonom senior DR. Rizal Ramli/Net

Politik

Survei Bengkok Denny JA Soal Covid-19 Dikepret Rizal Ramli

SABTU, 19 SEPTEMBER 2020 | 15:01 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Survei yang dilakukan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengenai akhir dari pandemi Covid-19 terbukti ambyar.

Bukannya menurun di bulan Juni 2020 seperti yang diperkirakan si raja survei, kasus penularan virus SARS Cov-2 di Indonesia malah semakin meluas dan sejauh ini belum terlihat tanda-tanda akan segera melewati puncak.

Survei Denny JA itu dilakukan mengiringi kampanye New Normal yang dilakukan pemerintah demi mendorong pergerakan roda ekonomi yang sempat melemah menyusus penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah kota dan provinsi terutama di DKI Jakarta.


Kampanye New Normal yang kemudian diubah menjadi Adaptasi Kebiasan Baru (AKB) dipandang sebagai upaya untuk menghindarkan pergerakan krisis kesehatan yang telah berubah menjadi krisis ekonomi pada Kuartal II ke arah krisis politik. Walaupun syarat untuk melakukan pelonggaran itu seperti yang dirumuskan WHO, belum terpenuhi.

Merespon keinginan Pemerintah Pusat, Pemerintah DKI Jakarta pun sempat melonggarkan PSBB di ibukota negara. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut pelonggaran ini sebagai PSBB Transisi.

Istilah yang digunakan Pemprov DKI Jakarta bagi banyak kalangan adalah sinyal bahwa Pemprov DKI Jakarta mengikuti keinginan Pemerintah Pusat melonggarkan PSBB dengan setengah hati. Tampaknya, Pemprov DKI Jakarta sadar benar bahwa situasi belum memungkinan pelonggaran.

Adalah ekonom senior DR. Rizal Ramli yang hari ini mengingatkan publik akan hasil survei Denny JA yang ambyar itu.

“Prediksi yang melesetnya sangat akurat seperti survei-survei yang kerap membohongi dan membodohi rakyat dan menina-bobokan pejabat. How low can you go?” tulis Rizal Ramli di akun Twitter miliknya.

Rizal Ramli menggunakan istilah “crooked” untuk survei seperti itu. “Crooked survei” secara harafiah berarti “survei yang bengkok” atau manipulatif.

Survei bengkok ini digunakan oleh pihak yang membayar survei sebagai alat propaganda.

“Harus ada etika dan UU yang mengatur survei dan pollster. Kalau ndak, bisa jadi promotor of ‘public lies’ (kebohongan publik),” demikian Rizal Ramli.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya