Berita

Menteri BUMN Erick Thohir/Net

Politik

Titah Jokowi Ke Luhut Tanda Kepercayaan Pada Erick Thohir Berkurang

KAMIS, 17 SEPTEMBER 2020 | 07:29 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Perintah Presiden Joko Widodo kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan untuk menangani Covid-19 di sembilan provinsi menyiratkan ada dua pejabat yang gagal.

Dua pejabat yang dimaksud adalah Ketua Satuan tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Doni Monardo dan Menteri BUMN, Erick Thohir yang juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Hal itu merupakan satu dari tiga hal penting dalam analisa yang disampaikan oleh pengamat sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun.


Menurutnya, terdapat tiga hal penting terkait adanya titah dari Presiden Jokowi kepada Luhut untuk menangani Covid-19 di 9 Provinsi dalam dua pekan ini.

Pertama. kata Ubediah, titah tersebut menunjukkan bahwa langkah pemerintah selama ini menemui sejumlah kegagalan.

Bukti paling empirik kegagalan pemerintah adalah sudah 6 bulan menangani Covid-19 tetapi trennya justru semakin naik jumlah yang positif Covid-19.

Kedua, menunjukan adanya kekacauan manajemen penanganan. Karena secara tupoksi itu bukan tugasnya Luhut Binsar Panjaitan, tapi lebih pas menjadi tugas Menko PMK (Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) Muhajir Effendy.

“Sementara Luhut adalah Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi. Kalau Luhut BP menangani soal itu juga maka membenarkan asumsi bahwa Luhut Menteri segala urusan. Dan ini bertentangan dengan prinsip-prinsip manajemen modern," ujar Ubedilah Badrun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (17/9).

Terakhir, kata Ubedilah, menunjukkan bahwa kepercayaan Presiden Jokowi kepada Doni Monardo dan Erick Thohir mulai berkurang seiring kegagalan penangan Covid-19 yang semakin terlihat.

"Jika situasi seperti ini terus terjadi, Indonesia akan mengalami situasi yang semakin berat. Karena memungkinkan terjadinya overlaping langkah dan kekacauan koordinasi," pungkas Ubedilah.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya