Berita

Wakil Rektor Universitas Majalengka, Diding Bajuri/RMOLJabar

Politik

Demokrasi Belum Jadi Alat Menyejahterakan Rakyat, Melainkan Arena Para Cukong

SELASA, 15 SEPTEMBER 2020 | 22:58 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Demokrasi sejatinya adalah alat legitimasi aspirasi rakyat dalam mewujudkan harapan untuk sebuah kemerdekaan. Namun pada praktiknya, selama ini demokrasi masih menjadi alat permainan kepentingan dan kekuasaan semata.

"Sampai saat ini demokrasi kita belum sepenuhnya menjadi alat untuk merepresentasikan harapan dan kepentingan rakyat," ujar pengamat politik dan ilmu pemerintahan, Diding Bajuri seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (15/9).

Saat ini, kata Diding, rakyat acapkali sering dibodohi dan bahkan dikhianati dengan bernaung di dalam proses demokrasi.


"Harapan ke depan demokrasi bukan hanya sekadar penyambung pesan rakyat. Tetapi dengan mekanisme demokrasi tersebut, bagaimana pesan pesan rakyat dapat diwujudkan serta direalisasikan," lanjut Wakil Rektor Universitas Majalengka ini.

Fenomena saat ini, demokrasi hanya menjadi arena pertarungan dan perjudian bagi para cukong dalam menguasai para penguasa untuk berbagai kepentingannya.

"Sampai hari ini banyak cukong dan pemodal serta pengusaha yang masuk di arena ini, bukan semata-mata untuk kepentingan demokrasi tapi menjadikan demokrasi mewujudkan kepentingannya sendiri," tegasnya.

Pun demikian dengan adanya presidential threshold (PT). Baginya, ambang batas pencalonan presiden selama ini hanya sebagai alat untuk menjaga kepentingan partai politik besar dalam menekan kelangsungan hidup parpol kecil.

"PT lebih pada manuver parpol besar untuk menghambat laju parpol kecil dalam pencalonan presiden. Pengaruhnya bisa positif dan negatif, tergantung persentase PT yang ditetapkan. Menguntungkan siapa? Sepanjang penetapan PT menganut prinsip keadilan dan kesetaraan di antara parpol, maka berdampak positif untuk pembangunan iklim demokrasi yang lebih sehat dan kondusif," tutupnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya