Berita

Anggota Bawaslu RI, Mochammad Afifuddin/Rep

Politik

Akses Informasi Bagi Nelayan Dan Pesisir Minim, Bawaslu Temukan Potensi Maraknya Politik Uang

SELASA, 15 SEPTEMBER 2020 | 15:55 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Keterbatasan akses informasi bagi masyarakat nelayan dan pesisir terkait kepemiluan dan Pilkada serentak 2020 diendus oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai satu problem yang berujung kepada marakanya politik uang.

Persoalan itu dibahas Anggota Bawaslu RI, Mochammad Afifuddin dalam diskusi virtual bertajuk "Pilkada 2020 Peluang dan Tantangan Bagi Nelayan dan Masyarakat Pesisir" yang digelar KNTI bersama BEM UNDIM, KMIP UGM, Himasei Unhas, Nusantara Terdidik, dan BEM FPIK Undip, dan juga Front Page Comm RMOL, Selasa (15/9).

"Di banyak daerah kami mendapatkan keterbatasan akses informasi. Termasuk (mengenai) orang-orang yang katakanlah pihak-pihak yang melakukan politik uang," ujar Afifuddin saat pemaparan.


Sebagai contoh, Afif mengaku pernah mendatangi satu daerah pedalaman yang bukan pesisir tapi sulit mendapatkan akses informasi itu tidak mengetahui mengenai larangan menerima uang pemberian dari pasangan calon yang menjadi peserta pemilu.

"Ada masyarakat kita yang jauh sekali dari akses informasi itu bisa loh dengan sangat enteng (menerima politik uang), dan kita tidak pernah membayangkan bahwa itu mereka tidak tahu kalau itu dilarang," katanya.

Karena itu, Afif menegaskan bahwa persoalan sosialisasi pemilu dan pendidikan bagi pemilih menjadi satu hal yang sangat penting dan harus dikerjakan oleh penyelenggara pemilu, termasuk Bawaslu.

"Ini bukan urusan dilarang, jujur dan atau tidak. Itu adalah PR (pekerjaan rumah) kita untuk memberikan rasa keadilan ke mereka, keadilan atas informasi tentang apa yang boleh dan tidak boleh. Dan ini tantangan bagi penyelenggara, kami di Bawaslu," ungkap Afif.

"Makanya dalam beberapa hal kelompok-kelompok yang menurut kami perlu perhatian, misalnya kelompok adat, kelompok segementasi khusus seperti disabilitas, perempuan, ini menjadi pihak yang harus diberi perhatian. Termasuk orang-orang yang sulit mendapat informasi," tandasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya