Berita

Pakar dunia Islam dan demokrasi, Muhammad Najib dalam RMOL World View bertajuk "Siapa Pembela Sejati Palestina?" pada Senin, 14 September 2020/RMOL

Dunia

Normalisasi Hubungan Dengan Negara Arab Adalah Upaya Israel Hentikan Tekanan Atas Palestina

SENIN, 14 SEPTEMBER 2020 | 14:34 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Israel semakin gencar melakukan pendekatan dengan negara-negara Arab guna mencapai normalisasi hubungan. Dua negara Arab yang baru-baru ini berhasil didekati Israel adalah Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.

Pakar dunia Islam dan demokrasi, Muhammad Najib mengatakan langkah Israel yang terus mendorong normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab adalah upayanya untuk menghentikan tekanan atas Palestina.

Ia menjelaskan, sejak Israel berdiri sebagai negara pada 1948, sebanyak 22 negara Arab kompak mendukung Palestina dalam Liga Arab. Salah satunya dengan menggelar empat perang dengan Israel.


"Perang Arab pada 1948, motor utamanya adalah Mesir, Yordania, Suriah, didukung Irak, hampir seluruh negara Arab," ujarnya dalam RMOL World View bertajuk "Siapa Pembela Sejati Palestina?" pada Senin (14/9).

Setelah itu, perang Arab-Israel terjadi pada 1956 terkait dengan perebutan terusan Suez. Lalu pada 1967 dan 1973.

"Nah, dari keempat perang ini hanya Perang 1973 boleh dikatakan Perang Arab-Israel seimbang," sambungnya.

Dari berbagai perang yang dilakukan, Najib mengatakan, negara-negara Arab mulai lelah dan kehabisan kekuatan. Hingga akhirnya Mesir melakukan normalisasi hubungan dengan Israel dalam perjanjian Camp David.

"Dan Mesir menyelamatkan, mengambil kembali Sinnai yang sebelumnya diduduki pada 1967," ucapnya.

Hal yang sama pun terjadi pada Yordania. Dan sejak saat itu, ia katakan, walaupun negara-negara Arab membantu Palestina, namun kepentingan nasional akan menjadi prioritas.

Dengan situasi ini, menurut Najib, tidak mustahil negara-negara Arab lainnya, termasuk Arab Saudi mengikuti jalan normalisasi.

"Ini sesuai dengan strategi Israel merangkul satu per satu negara Arab. Kemudian tekanan dari luar berkurang dan tuntutan kemerdekaan Palestina atau keinginan Palestina untuk memerdekakan diri semakin hari semakin lemah," tandasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya