Berita

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono/Rep

Politik

Arief Poyuono: Jangan-jangan PSBB Anies Untuk Menggulingkan Jokowi

SABTU, 12 SEPTEMBER 2020 | 14:31 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengambil keputusan menarik rem darurat atau kembali menerapkan penerapan sosial berskala besar (PSBB) secara ketat atau PSBB total.

Keputusan tersebut memang cukup mengagetkan karena ibukota kembali ke PSBB ketat seperti awal pandemi Covid-19.

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono curiga jangan-jangan PSBB Anies tersebut untuk menggulingkan Joko Widodo dari kursi Presiden.


"Saya curiga ini jangan-jangan PSBB ditetapkan ini untuk menggulingkan Jokowi," kata dia dalam bincang-bincang santai seperti dikutip dari akun Youtube Agama Akal TV, Sabtu (12/9).

Jelas Arief Poyuono, kembali ke PSBB ketat sama saja mau mematikan perekonomian Indonesia. Seperti diketahui, Jokowi dan kabinetnya sudah berupaya sekuat tenaga memperbaiki ekonomi setelah minus 5,32 persen pada kuartal II.

"Saya takut ini (PSBB) ada agenda politik, terutama untuk melakukan delegitimasi pemerintahan Jokowi dari sektor ekonomi," sebutnya.

Namun, Arief Poyuono yakin, usaha menghalang-halangi Jokowi untuk memperbaiki ekonomi tidak akan berhasil. Selain PSBB, menurutnya, ada juga musuh-musuh Jokowi yang menyumpahin ekonomi resisi, mulai dari oposisi hingga menterinya sendiri.

"Tetap saja enggak berhasil. Bahwa di kuartal III ini perekonomian akan tetap tumbuh, walaupun tumbuhnya minus," terangnya.

Jelas dia, tidak bisa dikatakan sebuah negara mengalami resisi kalau ada pertumbuhan. Meski pada dua kuartal berturut-turut terjadi minus.

"Teori pertumbuhan ekonomi yang mengatakan sebuah negara mengalami resesi ekonomi adalah kalau pertumbuhan ekonominya dua kuartal mengalami minus. Pertanyaannya, kalau pertama minus 5,32 persen, terus besok di kuartal III minus 2 turun, apa naik? Ada pertumbuhan ekonomi," tutur Arief Poyuono.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menekankan, hal itu tidak bisa disebut resesi. "Kecuali dari 5,32 persen ke 7 persen, baru itu kita sebut resesi," lanjut Arief Poyuono.

"Nah, makanya penerapan PSBB total oleh Anies ini bisa menjadi sebuah efek terhadap konflik politik, krisis politik, krisis sosial," tutup Arief Poyuono menambahkan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya