Berita

Mitra Gojek saat beroperasi/Net

Bisnis

Survei RISED: Perusahaan Anak Bangsa Gojek Lebih Aman Dan Adil Dibanding Grab

JUMAT, 11 SEPTEMBER 2020 | 13:28 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Mayoritas mitra pengemudi Gojek mengaku sistem suspensi yang diterapkan oleh aplikator jauh lebih adil dan transparan seiring dengan perbaikan berkesinambungan yang dilakukan terhadap sistem tersebut.

Angkanya lebih tinggi dibandingkan pendapat mitra Grab terhadap aplikator di hal yang sama. Sistem suspensi yang lebih baik juga dianggap efektif memberantas kecurangan sehingga peluang mendapatkan penghasilan lebih adil.

Tingginya kepercayaan para mitra Gojek terhadap sistem suspensi perusahaan transportasi daring itu terungkap dalam hasil survei dari Research Institute of Socio-Economic Development (RISED) terkait Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 12/2019 tentang Perlindungan Keselamatan Pengguna Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat.

Peraturan Menteri Perhubungan tersebut mengatur berbagai aspek operasional dan keselamatan bagi ojek online.

Berdasarkan hasil survei, sebanyak mitra pengemudi roda dua Gojek (82 persen) menganggap sistem suspensi yang ada di Gojek, perusahaan asal Indonesia itu, lebih adil setelah adanya Permenhub tersebut.

Angka itu bahkan tercatat lebih tinggi disbanding pengakuan dari mitra pengemudi roda dua Grab (76 persen) yang merasa sistem suspensi di perusahaan asal Singapura tersebut lebih adil setelah adanya peraturan.   

Tidak hanya itu, 71 persen mitra roda dua Gojek dan 54 persen mitra roda-dua Grab juga menganggap aplikator transparan terkait aturan suspensi sejak berlakunya Permenhub tersebut. Kebijakan dari Kemenhub itupun dinilai layak mendapatkan apresiasi publik.

"Aturan main yang jelas dan pemenuhan hak mitra adalah hal yang mutlak harus ditaati oleh perusahaan aplikasi untuk melindungi tidak hanya mitra, namun juga pengguna jasa. Dampak positif keberadaan aturan ini juga merupakan bentuk kehadiran negara yang memastikan pemenuhan hak mitra driver dan keberlangsungan industri transportasi online," jelas Ketua Tim Peneliti RISED, Rumayya Batubara yang juga merupakan ekonom Universitas Airlangga, Jumat (11/9).

Sistem suspensi yang lebih adil dan transparan, lanjut Rumayya, membuat para mitra pengemudi roda dua merasa lebih tenang dalam menjalankan order.

Selain itu, survei ini juga mengungkapkan fakta-fakta lain, yaitu diantaranya mitra pengemudi roda dua Gojek juga lebih banyak yang memahami fasilitas naik banding (appeal) yang disediakan aplikator dengan angka mencapai 96 persen, sementara mitra roda dua Grab mencapai 85 persen.

Kemudian, para mitra pengemudi dari kedua aplikator juga mengakui jika potensi kecurangan yang muncul dari sistem suspensi yang diterapkan para aplikator juga semakin kecil seiring perbaikan sistem suspensi yang dilakukan sehingga mereka merasa yakin dapat memperoleh penghasilan yang lebih adil.

Hal ini salah satunya ditunjukkan dengan diambilnya tindakan yang tegas oleh pihak aplikator terhadap fake GPS, "aplikasi mod", ataupun "root HP". Dalam hal ini, kepercayaan yang tinggi ditunjukkan oleh mitra roda dua Gojek (86 persen) yang merasa aplikator sangat tegas dalam menindak kecurangan terkait penggunaan "aplikasi mod" dan "root HP", di mana angka tersebut tercatat lebih tinggi dibanding kepuasan yang disampaikan mitra pengemudi Grab (72 persen).

Selain itu, mitra pengemudi roda dua juga merasa adanya pertemuan tatap muka langsung (kopdar) membuat mereka lebih nyaman dalam berkomunikasi dengan pihak aplikator terutama untuk menyampaikan informasi terkait perbaikan sistem suspensi.

Rumayya menambahkan, riset ini dibutuhkan demi merefleksikan kebijakan pemerintah dalam menyikapi gejolak pada sektor transportasi digital.

"Peraturan yang adil dan bisa menguntungkan kedua belah pihak kami percaya bisa membantu industri ini berkembang dan memberikan sumbangan positif terhadap ekonomi bangsa," pungkasnya.

Survei RISED dilakukan kepada 3.200 mitra pengemudi roda dua Gojek dan Grab, di 16 kota besar termasuk Jabodetabek, Palembang, Surabaya dan Makassar.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya