Berita

Pakar hukum tata negara Refly Harun dalam diskusi daring bersama Bang Ruslan/RMOL

Politik

Singgung Puan, Refly Harun: Kalau Paradigma Pro-Pancasila Harus Dukung PDIP, Hancur Kita

SELASA, 08 SEPTEMBER 2020 | 22:38 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pancasila seharusnya dimaknai secara utuh dan menyeluruh sebagai sebuah kesatuan. Sebab bila dimaknai secara parsial, justru akan mendegradasi esensi Pancasila itu sendiri lantaran kelima sila merupakan satu kesatuan.

Begitu disampaikan pakar hukum tata negara Refly Harun saat menjadi narasumber dalam serial diskusi daring Obrolan Bareng Bang Ruslan bertajuk 'Presidential Threshold Kejahatan Politik' yang digelar Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (8/9).

"Jadi, Pancasila itu bukan satu nilai, bukan soal toleransi saja. Pancasila itu adalah satu kesatuan. Mulai dari ketuhanan, rasa kemanusiaan, memelihara persatuan, demorkatis, memahami bahwa kedaulatan rakyat itu adalah hukum tertinggi bagi sebuah negara dan juga berlaku adil," ujar Refly Harun.

Refly pun menyesalkan nilai-nilai luhur yang sudah diformulasikan oleh para pendiri bangsa dalam Pancasila justru tidak diejawantahkan oleh pejabat negara. Pancasila, kata dia, kerap dimaknai secara sempit dan hanya sebatas jargon.

"Misalnya apa yang disampaikan Puan Maharani," ungkap Refly.

Puan Maharani, kata Refly, dengan pernyataan kontroversialnya soal 'Semoga Sumbar (Sumatera Barat) mendukung negara Pancasila' itu menunjukkan bahwa Pancasila dimaknai secara sempit berdasarkan kepentingan tertentu.

"(Puan) memandang Sumbar itu hanya dari sisi bahwa ini sebuah provinsi yang tidak bisa menerima PDIP. Sebut provinsi yang tidak menerima PDIP adalah provinsi yang intoleran, yang tidak pro-Pancasila. Kalau cara berpikir demikian, waduh, hancur kita (negara)," imbuhnya.

Menurut Refly, setiap provinsi di Indonesia memiliki karakteristik nilai Pancasila yang menonjol. Ini tidak bisa digeneralisir apalagi dilabeli oleh pejabat negara dengan anggapan tidak Pancasilais.

"Nilai-nilai Pancasila itu mungkin ada satu dua nilai yang lebih menonjol, kita harus bisa menerimanya sebagai sebuah kenyataan sosial budaya," tuturnya.

Terlebih, lanjut Refly, falsafah masyarakat Sumbar dengan kearifan lokal dan karakteristik nilai Pancasila-nya sangat melekat dengan nilai-nilai sila pertama, yakni religiusitas.  

"Misalnya yang menonjol adalah nilai religius, nilai ketuhanan. Ya karena falsafahnya Sumbar itu 'Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah' ya kan," demikian Refly Harun.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya