Berita

Pakar hukum tata negara, Refly Harun dalam Obrolan Bareng Bang Ruslan bertajuk Presidential Threshold Kejahatan Politik yang digelar Kantor Berita Politik RMOL/RMOL

Politik

Jawab Kekhawatiran PT 0 Persen, Refly Harun Contohkan Rhoma Irama Dan Anies Baswedan

SELASA, 08 SEPTEMBER 2020 | 18:44 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Akan ada banyak pilihan calon presiden yang disuguhkan kepada rakyat bila gugatan ambang batas presiden atau Presidential Threshold (PT) 20 persen dikabulkan Mahkamah Konstitusi (MK).

Menurut pakar hukum tata negara, Refly Harun, banyaknya pilihan capres akan lebih baik dibanding bila masyarakat hanya disuguhkan dua pilihan.

“Buang pikiran kandidat presden banyak akan membingungkan. Misalnya dari 16 parpol (partai politik) ada 16 calon presiden, tetap tidak akan membingungkan,” kata Refly Harun dalam Obrolan Bareng Bang Ruslan bertajuk'Presidential Threshold Kejahatan Politik' yang digelar Kantor Berita Politik RMOL secara virtual, Selasa (8/9).

Soal anggapan banyak pilihan akan membingungkan, Refly pun menyinggung gelaran pemilihan legislatif. Dalam Pileg, banyak pilihan yang disuguhkan kepada rakyat namun sejauh ini bisa berjalan dengan baik.

"Pileg saja ratusan orang dipilih, kalau presiden maka lebih mudah,” urainya.

Di sisi lain, penghapusan ambang batas pencalonan presiden juga tidak serta merta membuat semua orang bisa bebas mencalonkan diri tanpa mempertimbangkan kriteria. Mencalonkan diri tidak gampang, ada beragam pertimbangan yang nantinya bisa menjadi 'penyaring' kandidat untuk memutuskan maju atau tidaknya di Pilpres.

Salah satu yang disinggung adalah tingkat kepopuleran. Ia kemudian mengibaratkan sosok Raja Dangdut Rhoma Irama dengan Gubernur DKI Jakarta saat ini, Anies Baswedan.

“Mana yang lebih populer, antara Rhoma Irama atau Anies Baswedan? Tentu semua orang akan memilih Rhoma Irama, tapi kenapa dia (Rhoma Irama) tidak dicalonkan presiden?" jelasnya.

"Kita bisa dikenal tetapi belum tentu dipilih. Sebab masing-masing punya slot, punya tingkat elektabilitas. Calon presiden harus punya kapasitas, integritas, dan intelektual,” tandasnya.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Produksi Film Porno, Siskaeee Cs Segera Disidang

Rabu, 22 Mei 2024 | 13:49

Panglima TNI Diminta Tarik Anggota Puspom dari Kejagung

Selasa, 28 Mei 2024 | 18:58

Topeng Mega-Hasto, Rakus dan Berbohong

Kamis, 23 Mei 2024 | 18:03

IAW Desak KPK Periksa Gubernur Jakarta, Sumbar, Banten, dan Jateng

Senin, 20 Mei 2024 | 15:17

Pj Gubernur Jabar Optimistis Polisi Mampu Usut Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Kamis, 23 Mei 2024 | 06:48

UPDATE

Mulai 2027, Kolombia Larang Adu Banteng

Rabu, 29 Mei 2024 | 13:49

Transisi Energi, Pertamina Hulu Rokan Manfaatkan PLTS Terbesar di Indonesia

Rabu, 29 Mei 2024 | 13:45

Korban Kasus Penggelapan Memohon Hakim MA Kabulkan Kasasi

Rabu, 29 Mei 2024 | 13:42

Umat Diajak Rencanakan Haji di Usia Muda

Rabu, 29 Mei 2024 | 13:36

Partai Buruh Tolak Program Tapera Dijalankan

Rabu, 29 Mei 2024 | 13:25

Denmark Tolak Akui Negara Palestina

Rabu, 29 Mei 2024 | 13:09

Fantastis, Kerugian Negara Kasus Korupsi Timah Naik Jadi Rp300 T

Rabu, 29 Mei 2024 | 13:08

Sambut Pilkada, PP Pemuda Katolik Siap Aktivasi Desk Orkestrasi

Rabu, 29 Mei 2024 | 13:01

Ratusan Juta Uang Kementan Ngalir ke Nasdem

Rabu, 29 Mei 2024 | 12:59

UKT Batal Naik Setelah Diprotes, Bukti Koordinasi Pemerintah Buruk

Rabu, 29 Mei 2024 | 12:48

Selengkapnya