Berita

Peta wilayah Niger/Net

Dunia

Tentara Niger Dituding Lakukan Kejahatan Perang Selama Penumpasan Jihadis

SABTU, 05 SEPTEMBER 2020 | 20:45 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebuah laporan terbaru Amnesty International menunjukkan bahwa Tentara di Niger telah mengeksekusi puluhan warga sipil selama penumpasan para jihadis di wilayah Tillaberi yang bermasalah di negara itu awal tahun ini.

Bangsa Afrika Barat telah menderita konflik bertahun-tahun dengan militan Islam yang beroperasi di gurun Sahel yang luas dan tidak ramah, dengan ribuan tentara dan warga sipil terbunuh hingga saat ini.

Tentara nasional Niger bersama tetangganya Mali dan Burkina Faso telah dituduh melakukan kejahatan perang dalam operasi mereka, termasuk penghilangan paksa dan pembunuhan di luar hukum.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Niger sedang menyelidiki laporan Amnesty International dan kelompok hak asasi lainnya bahwa 102 warga sipil hilang di provinsi barat antara 27 Maret dan 2 April setelah operasi militer.

"Memang ada eksekusi warga sipil tak bersenjata dan misi menemukan sedikitnya 71 mayat di enam kuburan massal," kata Abdoulaye Seydou, presiden Jaringan Pan-Afrika untuk Perdamaian, Demokrasi dan Pembangunan, yang berpartisipasi dalam penyelidikan itu, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (5/9).

"Unsur-unsur Pasukan Pertahanan dan Keamanan (FDS) yang bertanggung jawab atas ringkasan dan eksekusi di luar hukum ini," tambahnya, seraya mengatakan mereka yang tewas diserang dengan senjata tajam dan senjata ringan.

Namun dia mengatakan penyelidikan tidak dapat menentukan apakah tingkat senior hierarki militer bertanggung jawab atas kematian tersebut.

PBB mengatakan, kekerasan jihadis mengakibatkan 4.000 kematian di Mali, Niger dan Burkina Faso tahun lalu, mereka mengutuk apa yang dikatakannya sebagai lonjakan tindakan kriminal oleh tentara nasional di Sahel pada awal tahun ini, termasuk lebih dari 100 eksekusi di luar hukum oleh tentara Mali antara Januari dan Maret.

Amnesty International melaporkan pada bulan Juni bahwa tentara Niger, Mali dan Burkina Faso telah bertanggung jawab atas hampir 200 orang hilang dalam waktu beberapa bulan. 

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya