Berita

Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Heryawan/Net

Politik

Soal Pengembangan Vaksin Covid-19, Komisi IX DPR Minta Pemerintah Jujur Dan Terbuka

JUMAT, 04 SEPTEMBER 2020 | 16:44 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Dalam proses pengembangan vaksin Covid-19, pemerintah dituntut untuk menjunjung tinggi prinsip kejujuran dan keterbukaan.

Demikian disampaikan anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Heryawan, dalam keterangannya yang diterima Redaksi, Jumat (4/9).

"Jika bicara mengenai obat atau vaksin Covid-19, maka yang perlu diperhatikan adalah prinsip jujur dan terbuka. Apakah itu mengenai efektivitasnya, mutasi virusnya, atau yang lainnya. Ini harus jujur dan terbuka disampaikan, karena sangat ditunggu-tunggu masyarakat," ujar Netty dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara PT Bio Farma dengan Komisi IX DPR RI.


Dalam RDP tersebut, PT Bio Farma menyampaikan, dibutuhkan 340 juta dosis vaksin untuk mencapai tingkat kekebalan dari pandemik Covid-19 di Indonesia.

Bio Farma juga menjelaskan skema jangka pendek yang disiapkan saat ini adalah melakukan uji klinis fase III yang dijadwalkan sejak 20 Agustus hingga akhir Januari 2021.

Terkait hal itu, menurut Netty, meskipun uji klinis sudah dilakukan, permasalahan vaksin tidak secara otomatis langsung selesai.

"Apakah vaksin ini efektif untuk melawan virus, bagaimana aksesibilitas dan keterjangkauan bagi semua pihak? Perlu juga diperhatikan proses distribusinya di lapangan. Apakah bisa memenuhi kebutuhan 267 juta rakyat Indonesia? Lalu siapa yang lebih dahulu harus diberikan? Apakah orang yang potensial menyebarkan virus, pemangku kekuasaan, atau siapa? Ini harus dipikirkan," tegas Netty.

Netty juga meminta agar calon vaksin buatan dalam negeri, 'merah putih', yang sedang dikembangkan harus terus didukung.

"Jangan sampai hadirnya vaksin asal China membuat pengembangan vaksin merah putih terhenti," tuturnya.

Selain itu, Netty meminta agar prosedur standar pengembangan obat harus dipatuhi. BPOM, kata dia, harus mengikuti aturan main agar tidak ada subjektivitas hingga potensi konflik kepentingan.

"Permainan proyek apalagi bekerja di bawah tekanan karena ada intervensi dari pihak lain," ujarnya.

Politikus PKS ini juga mengingatkan agar kemandirian industri kesehatan dalam negeri segera dilakukan. Pandemik Covid-19 menurut Netty seharusnya tidak menjadi pertanda rapuhnya kemandirian industri kesehatan nasional.

"Pandemik ini adalah ujian nasionalisme bagi kita semua. Pertanyaannya sekarang adalah sampai kapan kita terus bergantung pada negara lain dalam hal pengadaan obat, alkes, dan vaksin" demikian Netty.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya