Berita

Anggota DPR RI, Sukamta/Net

Politik

DPR: Pemerintah Jangan Asal-asalan Gunakan Vaksin Covid-19 Hasil Impor

RABU, 02 SEPTEMBER 2020 | 21:34 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pemerintah diminta tidak sembarangan alias asal-asalan dalam menggunakan vaksin virus corona baru (Covid-19) yang berasal dari luar negeri.

Aspek kehati-hatian dinilai penting dalam menentukan vaksin yang akan digunakan di tanah air.

Demikian disampaikan anggota DPR RI Komisi I DPR RI Sukamta dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (2/9).


"Pemerintah jangan asal-asalan dalam menggunakan vaksin Covid-19 khususnya yang berasal dari luar negeri," tegas Sukamta.

Dia lantas merinci beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Pertama, vaksin yang akan diberikan ke rakyat Indonesia harus benar-benar sudah teruji efektif untuk membentuk antibodi tubuh dalam melawan virus Covid-19.

"Penting soal efektif atau tidaknya. Walaupun mengenai kehalalan juga penting," tegas Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini.

Kedua, sambungnya, hal yang harus diperhatikan yakni data bahwa ada 3 dari 7 jenis whole genome sequencing (WGS) virus Covid-19 yang berada di Indonesia tidak termasuk S, G, maupun V.
Sehingga sementara ini dikelompokkan sebagai others oleh lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

"Fakta tentang jenis virus yang ada di Indonesia yang berbeda dengan jenis virus yang saat ini ada di GISAID harus diperhatikan dengan seksama. Apalagi temuan bahwa jenis dan mutasi virus ini cepat maka penanganan virusnya bisa sangat spesifik misal hanya untuk penduduk Indonesia," kata Sukamta.

Menurut Sukamta, fakta tersebut menjadi penting dalam mengimpor vaksin dari luar negeri. Belum lagi, kata dia, soal data dan analisis virus dan keefektifan vaksin harus sesuai dengan kondisi di Indonesia.

"Bukan sekadar jumlah peserta uji klinis fase tiga yang mencapai puluhan ribu dari 119 etnis lalu dinyatakan bahwa uji klinis yang dilakukan oleh perusahaan pembuat vaksin di luar negeri disebut valid kemudian cocok diberikan kepada rakyat Indonesia," tegasnya. 

"Apalagi pernyataan vaksin valid hanya berdasarkan penilaian singkat saat kunjungan kerja ke luar negeri lembaga yang berwenang memberi ijin edar obat makanan, tentu ini berbahaya," imbuhnya menegaskan.

Sukamta juga berpesan bahwa percepatan pengadaan vaksin tanpa memperhatikan efektivitasnya, belum tentu lebih baik. Sebab, ini juga menyangkut keselamatan rakyat yang harus diprioritaskan juga.

"Keinginan secepat mungkin memperoleh vaksin dengan mengimpor obat atau vaksin dari luar negeri yang belum tentu efektif bekerja. Kebijakan ini sangat beresiko pada pemborosan APBN," tuturnya.

"Lebih baik dukung pengembangan vaksin dan obat buatan dalam negri supaya bisa berhasil efektif secepat cepatnya," demikian Sukamta.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya