Berita

Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin/Net

Dunia

Malaysia Berhasil Tangani Covid-19, PM Muhyiddin Yassin Berlimpah Dukungan

RABU, 02 SEPTEMBER 2020 | 17:46 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Keberhasilan Malaysia dalam menangani pandemik Covid-19 membuat dukungan terhadap Perdana Menteri Muhyiddin Yassin meningkat.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Merdeka Center yang dirilis pada Rabu (2/9), Muhyiddin mendapatkan dukungan publik mencapai 69 persen untuk enam bulan pertamanya setelah menjabat pada Maret.

Mengutip CNA, sebanyak 93 persen responden juga mendukung langkah-langkah penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia, termasuk dalam mengelola ekonomi selama krisis.

Jika dibandingkan dengan jajak pendapat yang dilakukan Merdeka Center pada April atau sebulan setelah Muhyiddin menjabat, angka dukungan meningkat dengan pesat.

Pada saat itu, hanya kurang dari setengah publik Malaysia yang mendukung kepemimpinan Muhyiddin, mengingat krisis politik masih terjadi dan wabah Covid-19 di negeri Jiran berada di puncaknya.

Namun saat ini, Malaysia menunjukkan penanganan yang baik dalam mengelola virus. Di mana pemerintahan Muhyiddin berhasil memberlakukan kuncian ketat yang disebut dengan Movement Control Order (MCO).

Sejauh ini pun, Malaysia melaporkan lebih dari 9.300 kasus Covid-19. Angka tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangganya.

Direktur Eksekutif Merdeka Center, Ibrahim Suffian mengatakan para pemilih Melayu menunjukkan preferensi yang kuat untuk pengelolaan pandemik oleh pemerintah dan kejatuhan ekonomi yang terjadi kemudian serta untuk menyatukan partai-partai politik Melayu yang berseteru lama.

"Hasil tersebut juga menunjukkan ayunan dukungan yang signifikan dari pemilih Melayu menuju koalisi politik Melayu yang bersatu," kata Ibrahim dalam sebuah pernyataan.

Malaysia didominasi oleh etnis Melayu yang menyumbang 60 persen atau 32 juta dari total populasi. Sisanya, penduduk Malaysia sebagian besar terdiri dari etnis Tionghoa dan India.

Pada Maret, Muhyiddin yang memimpin partai Bersatu yang berbasis Melayu mengamankan jabatan perdana menteri setelah Mahathir Mohammad mengundurkan diri.

Naiknya Muhyiddin menjadi kontroversi karena mendapatkan dukungan dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang tercemar skandal korupsi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya