Berita

Adian Radiatus/Net

Publika

Sorotan Terhadap Jusuf Hamka Jadi Preseden Buruk Terhadap Agama Dan Umat Buddha

SELASA, 01 SEPTEMBER 2020 | 16:18 WIB

BEREDARNYA pernyataan imbauan Ketum PITI yang mewakili jajaran pengurus inti Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia terkait campur tangan Jusuf Hamka dalam kepengurusan sekaligus pembangunan Vihara Cing De Yuen, rupanya menimbulkan berbagai reaksi dari kalangan umat Islam dan Buddha sendiri khususnya.

Berbagai kalangan tokoh maupun cendekiawan Buddhis dari beberapa daerah selain Jakarta sendiri, menyatakan keheranannya. Apakah benar umat Buddha tidak ada yang mampu mengurus tempat ibadahnya sendiri sampai harus diintervensi oleh sosok agama lain walaupun mendapat kepercayaan dari 'bos besar'.

Secara aturan kepengurusan yayasan sendiri, sebenarnya Dirjen Bimas Buddha Departemen Agama telah menolak pengajuannya dikarenakan adanya dua pengurus yang bukan beragama Buddha. Jusuf Hamka adalah salah satunya.

Surat permohonannya meminta sebagai pengurus yayasan sampai pembangunan dan pemugaran selesai semakin menimbulkan pertanyaan besar. Ada kepentingan apa sesungguhnya di balik itu?

Dalam konteks kekrisuhan ini, ditambah adanya indikasi merangkul simpatik keluarga alm Liem Sioe Liong dengan menempatkan almarhum yang sudah tenang di alam bakanya sebagai Dewan Kehormatan, adalah bentuk ketidakwajaran dan menyimpang dari kaidah tata etika Buddhisme.

Itulah sebabnya mengapa kalangan umat Buddha semakin tidak nyaman selama ini, apalagi dengan imbauan Ketum PITI yang memperjelas bagaimana seharusnya sesama umat beragama menghargai eksistensi peribadatan masing-masing dalam koridor saling menghormati.

Sebelum semakin meluas kesan negatif seakan umat Buddha sendiri seolah tidak mampu sehingga harus diurus oleh non-Buddhis adalah preseden yang buruk dan dapat mencederai perasaan umat Buddha.

Alangkah bijaknya Jusuf Hamka tidak memaksakan diri lagi sekalipun mungkin memiliki niat baik. Selain karena kaidah agama yang berbeda pun menjadi preseden buruk umat Buddha ke depannya. Lagi pula toh ini hanyalah urusan tempat ibadah dan bukan semacam bisnis yang mesti dikuasai...

Adian Radiatus Penulis adalah pemerhati isu sosial kemasyarakatan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya