Berita

Dutabesar RI untuk PBB, Dian Triansyah Djani/Net

Dunia

Resolusi Indonesia Diveto AS, Dubes Dian: Kita Kehilangan Kesempatan Berharga

SELASA, 01 SEPTEMBER 2020 | 13:55 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Indonesia menyayangkan tidak lolosnya draf resolusi mengenai persekusi, rehabilitasi, dan reintegrasi (PRR) terhadap pelaku terorisme di Dewan Keamanan PBB.

Mengutip Deutsche Welle pada Selasa (1/9), resolusi Indonesia tersebut didukung oleh 14 negara dari total 15 anggota, namun mendapatkan veto dari Amerika Serikat (AS).

Dutabesar AS untuk PBB, Kelly Craft berdalih, resolusi tersebut melewatkan bagian terpenting dalam penanganan terorisme, yaitu repatriasi para pejuang ke negara asalnya.

"Resolusi Indonesia yang berada di hadapan kita seharusnya dirancang untuk memperkuat tindakan internasional terhadap kontraterorisme, (namun) ternyata lebih buruk daripada tidak ada resolusi sama sekali," ujar Craft.

Menanggapi tidak lolosnya resolusi tersebut, Dutabesar RI untuk PBB, Dian Triansyah Djani mengatakan, Indonesia menyayangkan karena pandangan yang diberikan belum diterima di dewan.

Walau begitu, ia menjelaskan, draf resolusi yang diinisiasi oleh Indonesia tersebut dimaksudkan sebagai panduan yang jelas bagi negara-negara anggota untuk mengembangkan dan melaksanakan strategi PRR yang komprehensif.

Resolusi tersebut bertujuan untuk mendorong pendekatan pemerintah yang proaktif dengan mengikutsertakan keluarga, organisasi, masyarakat sipil, pemimpin agama, hingga kepemimpinan perempuan dalam melawan penyebaran terorisme dan mencegah radikalisme.

"Rancangan resolusi juga meminta negara-negara anggota untuk mengembangkan alat penilaian dan risiko, metodologi standar, dan mekanisme pengawasan," paparnya dalam laman resmi Kementerian Luar Negeri.

Dengan kata lain, PRR merupakan bagian integral dari pendekatan komprehensif dalam menyikapi ancaman terorisme yang menjadi salah satu prioritas Dewan Keamanan PBB, kata Dian.

Jika berhasil diadopsi, resolusi PRR akan menjadi alat kunci bagi Dewan Keamanan dan negara anggota PBB untuk memiliki strategi komprehensif dan berjangka panjang dalam melawan aksi teroris dan ekstremisme kekerasan yang kondusif bagi terorisme, serta mencegah terulangnya aksi teroris.

"Oleh karena itu, kegagalan Dewan untuk mengadopsi resolusi penting ini tidak hanya melumpuhkan upaya kolektif kita untuk menghadapi ancaman terorisme, tetapi yang paling penting juga mengirimkan sinyal yang merusak bahwa Dewan, untuk pertama kalinya, tidak bersatu dalam perang melawan momok terorisme," terang Dian.

Walaupun mendapatkan veto dari AS, namun Dian mengatakan inisiasi Indonesia mendapatkan dukungan yang luar biasa dari hampir semua anggota Dewan Keamanan PBB.

"Ini adalah bukti yang jelas dan kuat tentang nilai dan substansi yang ditawarkannya," ucapnya.

"Perlu diketahui bahwa dunia akan lebih aman dengan rancangan resolusi ini, namun, kita kehilangan kesempatan berharga dengan tidak mengadopsinya hari ini," sambungnya.

Meski begitu, ia menegaskan, Indonesia tidak akan berhenti menemukan upaya kolektif untuk menanggulangi terorisme.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya