Berita

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi/Net

Dunia

Menlu Wang Yi: Mereka Yang Melanggar 'Satu China' Akan Jadi Musuh 1,4 Miliar Orang

SENIN, 31 AGUSTUS 2020 | 08:44 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi memberikan peringatan tajam terkait dengan prinsip "Satu China" sebagai respons atas kunjungan Ketua Senat Republik Ceko, Milos Vystrcil ke Taiwan.

Dalam kunjungannya ke Jerman pada Senin (31/8), diplomat top Beijing tersebut mengatakan, mereka yang mencoba untuk menantang prinsip "Satu China" terhadap persoalan Taiwan akan menjadi musuh dari 1,4 miliar orang.

Pernyataan Wang Yi yang merupakan penasihat negara tersebut merujuk pada populasi China saat ini.

Terkait dengan kunjungan Vystrcil, Wang Yi menegaskan tindakan tersebut sebagai provokasi dan China tidak akan tinggal diam.

"Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari China dan China tidak akan duduk diam," tegas Wang Yi seperti dikutip CGTN.

Vystrcil sendiri memimpin delegasi yang terdiri dari sekitar 90 orang, termasuk Walikota Praha Zdenek Hrib, untuk mengunjungi Taiwan dari 30 Agustus hingga 4 September sebagai sebuah misi dagang.

Pada Sabtu (29/8), Kedutaan Besar China di Republik Ceko menyatakan penolakan yang kuat atas kunjungan tersebut.

"Ketua senat secara serius mencampuri urusan dalam negeri China dan melanggar kedaulatan nasional dan integritas teritorial China," ujar jurubicara kedutaan sembari memperingatkan bahwa langkah Vystrcil telah melanggar norma dasar hubungan internasional dan komitmen politik bilateral.

Jurubicara tersebut juga mendesak pihak Ceko untuk mematuhi prinsip "Satu China" dan mengambil tindakan nyata untuk menjaga situasi hubungan China-Ceko secara keseluruhan.

Sebelumnya, Dutanbesar China untuk Republik Ceko, Zhang Jianmin juga memperingatkan kemungkinan konsekuensi akibat perjalanan tersebut.

"Hubungan China-Ceko telah ditentang oleh politisi tertentu yang melanggar prinsip "Satu China" dan aturan internasional," kata Zhang dalam wawancara dengan surat kabar lokal Halo noviny.
"Perilaku seperti itu mengorbankan kepentingan perusahaan dan orang Ceko serta merusak kerja sama pragmatis antara kedua pihak," tambahnya.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

KPK Juga Usut Dugaan Korupsi di Telkom Terkait Pengadaan Perangkat Keras Samsung Galaxy

Rabu, 15 Mei 2024 | 13:09

Alvin Lim Protes Izin Galangan Kapal Panji Gumilang

Sabtu, 11 Mei 2024 | 15:56

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Serbu Kuliner Minang

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:59

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Obor Api Abadi Mrapen untuk Rakernas IV PDIP Tiba di Batang

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:28

Mubadala Energy Kembali Temukan Sumur Gas Baru di Laut Andaman

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:59

Rocky Gerung Dicap Perusak Bangsa oleh Anak Buah Hercules

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:41

Deal dengan Kanada

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:24

Kemenag: Kuota Haji 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:04

Zulhas Dorong Penguatan Sistem Perdagangan Multilateral di Forum APEC

Minggu, 19 Mei 2024 | 01:40

DPR: Kalau Saya Jadi Nadiem, Saya Sudah Mengundurkan Diri

Minggu, 19 Mei 2024 | 01:20

2 Kapal dan 3 Helikopter Polairud Siap Amankan KTT WWF

Minggu, 19 Mei 2024 | 00:59

Selengkapnya